ikhlasin aku ya ma
aku uda capek, nggk kuat
aku ketakutan tiap hari
Terima kasih untuk segala hal yang mama lakukan untuk aku
Aku minta maaf juga
Terimakasih MamaÂ
Aku sayang mama
Mungkin di antara kalian sudah tidak asing melihat kutipan tersebut. Catatan yang mengisahkan penderitaan Novia Widyasari di akhir hidupnya. Seorang mahasiswi dari salah satu perguruan tinggi di Jawa Timur yang mendapatkan tindak kekerasan seksual dari kekasihnya sendiri. Sangat miris bukan?. Seorang kekasih yang sangat didambakan oleh almarhum ayahnya itu kini berkhianat pada dirinya. Dan sebagai seorang yatim dia hanya bisa mencurahkannya melalui tulisan serta mengadu di samping pusara ayahnya. Diperkosa, dipaksa aborsi, dicemooh, hingga nekat bunuh diri. Benar sekali, akhirnya dia pun menyerah. Sungguh tak berbudi sekali orang yang membuatnya seperti ini bukan?
Coba saja kalian bayangkan ketika seorang kekasih yang sudah diberikan kepercayaan setengah mati kemudian tiba-tiba menaruh keegoisan pada dirinya. Bukankah bejat sekali? Ternyata dia tak pernah benar-benar menyayangi kita, dia hanya memanfaatkan kepercayaan yang telah diberikan kepadanya sebagai kesempatan yang dapat diubah kapan saja.
Dan yang membuat kasus Novia lebih miris lagi yaitu seorang kekasih yang membuatnya seperti itu merupakan seseorang yang menjadi tumpuan bagi masyarakat untuk berlindung. Seorang yang rela menempuh pendidikan yang sangat lama untuk mencapai posisinya sekarang. Lalu apakah hal ini lumrah terjadi pada seorang Bripda.