Mohon tunggu...
Imairi Eitiveni
Imairi Eitiveni Mohon Tunggu... -

PhD Student at University of Melbourne, Australia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ada Cinta di Amerika

31 Desember 2010   16:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:07 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Mer, bule yg di sana moto kamu”, kata temenku sambil menunjuk seorang bule di belakangku dengan lirikan matanya. Saat itu kami lagi ngantri wahana Firehawks di Kings Island, Cincinnatti, Ohio, USA.

“Biar sajalah”, sahutku cuek, sempat kepikiran mau nawarin foto bareng sekalian. :-D

Bukan tanpa alasan bule itu moto saya. Bukan, bukan. Bukan karena mereka nyangka saya Angelina Jolie yg lagi nyamar atau alien yg membunuh, mengambil kulit dan menyaru sebagai manusia untuk menguasai dunia, atau siluman kera yg sedang mencari kitab suci. Tapi karena saya saltum. Hehe.. iya saltum, salah kostum. Di hari yg terik dan membuat dehidrasi, dimana semua manusia lainnya berprinsip minimalis dalam berpakaian, dengan pedenya saya pakai rok panjang, baju kaos lengan panjang plus jilbab- yg semuanya item- bawa-bawa jaket lagi. Hebat sekali, bukan? Sigh. (-_-‘)

Begitulah. Itu bukan satu2nya pengalaman saya tentang pakaian di negeri Paman Sam. Sebelum berangkat, sempet khawatir tentang jilbab. Untunglah, seorang temen dengan baiknya nenangin saya dengan bilang, “susah lho jadi berjilbab di Amrik”. Saya tersenyum pait.

Salah satu tantangan terbesar menjadi seorang muslim/ah di negera nonmuslim adalah makanannya. Sekitar lima kali saya sempet terambil makanan yg ada pork-nya. Pork adalah varian makanan olahan dari daging babi, selain ham dan bacon.

Saat makan pertama kali di Dining Hall dianter sama guide-nya, Joshua. Joshua paling depan, dan saya -si orang desa, yg bingung liat makanan segitu banyak dan ga enak lama-lama mikir milih-milih karena banyak yg ngantri- berinisiatif bilang ke penjaganya, “Sama kaya yg diambil Joshua”. Dikasihlah roti yg disiram kuah daging.

Joshua bilang, “it’s pork. You are muslim, right? So, it’s pork”. Dibalikinlah.

Sebulan kemudian. Makan di Boyd Dining Hall, nanya ke penjaganya, “Is it beef (sapi)?” Penjaganya mikir sejenak dan bilang "yes". Ok, saya ambil. Saat makanan itu diserahin ke saya, ada penjaga kantin lainnya yg lebih tua bilang ke saya,

“It’s pork”, dan ke rekannya dia bilang,“She doesn’t eat pork”.

Gosh, hampiiir aja kemakan babi.

Itu tentang makanan. Pernah di suatu pagi yg normal saja, para mahasiswa berjalan tergesa-gesa mengejar kelas berikutnya. Sayapun setengah berlari sambil mengingat-ngingat tugas apa yang belum saya kerjakan. Melirik jam besar di depan Baker Hall, waduh tinggal 5 menit lagi, sayapun sontak mempercepat langkah. Tiba-tiba seorang bule perempuan menyapa saya dengan ucapan “Assalamu’alaykum” sambil tersenyum. Mungkin di Indonesia biasa, namun itu sungguh mengagetkan :-O . Efeknya, saya berjalan ke kelas sambil tersenyum bahagia.   :")

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun