Contoh Pesawat Keluaran Lama dan Maskapai yang Menggunakannya di Indonesia
Beberapa contoh pesawat keluaran lama yang dioperasikan oleh maskapai Indonesia adalah:
a. Boeing 737-300 dan 737-400 – Maskapai seperti Sriwijaya Air menggunakan pesawat ini, yang diproduksi pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an. Walaupun tua, pesawat ini tetap dapat dioperasikan dengan baik untuk penerbangan jarak pendek dan menengah.
b. Airbus A320ceo – Pesawat ini pertama kali terbang pada awal 2000-an dan banyak digunakan oleh Lion Air, Citilink Indonesia, dan Batik Air. Meskipun lebih tua dibandingkan varian terbaru A320neo, versi CEO masih diminati karena suku cadangnya yang mudah didapat dan konsumsi bahan bakar yang tidak terlalu boros.
c. Boeing 737-500 – Jenis ini dipakai oleh maskapai seperti Trigana Air dan Sriwijaya Air. Pesawat ini mulai diproduksi pada tahun 1990-an, dan meskipun tergolong tua, masih sering dipakai untuk penerbangan domestik di Indonesia.
d. ATR 72-500 – Banyak maskapai penerbangan perintis dan regional di Indonesia, seperti Wings Air, yang menggunakan pesawat ini. ATR 72-500 andal untuk rute pendek dan landasan pacu kecil yang banyak ditemukan di wilayah terpencil di Indonesia.
Upaya Maskapai dalam Menangani Pesawat Keluaran Lama dan Menjaga Kelayakan
Untuk menjaga kelayakan pesawat-pesawat tua ini, maskapai-maskapai di Indonesia melakukan beberapa langkah sebagai berikut:
Perawatan Rutin dan Inspeksi Berkala
Semua pesawat harus mengikuti prosedur perawatan rutin, seperti line maintenance (perawatan harian) dan base maintenance (perawatan tahunan dan inspeksi besar). Maskapai seperti Garuda Indonesia dan Lion Air memiliki fasilitas perawatan sendiri atau bekerja sama dengan perusahaan MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) untuk memastikan bahwa setiap komponen pesawat memenuhi standar keselamatan internasional.Penggantian Komponen yang Usang
Pada pesawat yang berusia tua, komponen tertentu perlu diganti lebih sering karena tingkat keausannya lebih tinggi. Maskapai melakukan inspeksi menyeluruh untuk mendeteksi komponen yang perlu diganti, seperti mesin, sistem avionik, dan bagian struktural lainnya.Penggunaan Suku Cadang yang Bersertifikat
Suku cadang yang digunakan harus bersertifikat dan memenuhi standar internasional. Maskapai bekerja sama dengan pabrikan pesawat serta otoritas penerbangan untuk memastikan suku cadang yang dipakai selalu memenuhi persyaratan kelaikudaraan.Pelatihan Rutin untuk Awak Pesawat dan Teknisi
Teknisi dan awak pesawat yang mengoperasikan dan merawat pesawat tua harus menjalani pelatihan khusus untuk memahami karakteristik teknis pesawat tersebut. Maskapai seperti Garuda Indonesia memiliki pusat pelatihan sendiri untuk mendukung ketersediaan teknisi dan kru yang terlatih dan tersertifikasi.Audit Kelaikudaraan oleh Otoritas Penerbangan
Otoritas penerbangan, seperti Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) dakn Kantor Otoritas Bandar Udara (OTBAN), melakukan audit dan inspeksi secara berkala terhadap maskapai yang mengoperasikan pesawat tua. Hal ini memastikan bahwa pesawat tersebut masih memenuhi standar keselamatan dan kelaikudaraan. Maskapai yang gagal dalam inspeksi dapat dikenai sanksi, termasuk larangan terbang.
Pesawat keluaran lama yang banyak digunakan di Indonesia bukan berarti tidak layak atau berisiko, melainkan merupakan pilihan yang lebih sesuai untuk kondisi ekonomi dan kebutuhan operasional maskapai di negara ini. Maskapai-maskapai di Indonesia melakukan berbagai upaya untuk memastikan kelayakan dan keamanan pesawat dengan mengikuti prosedur perawatan yang ketat, mengganti suku cadang sesuai standar, dan memastikan ketersediaan teknisi dan awak yang terlatih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H