Mangunwijaya ahli tata kota mengingatkan, “Orang cenderung beranggapan bahwa Malioboro pertama kali adalah jalan, baru kemudian tempat bercengkerama. Sehingga atas dasar konsepsi tersebut lalulintas kendaraan harus berkuasa di Malioboro dengan mengorbankan kebutuhan-kebutuhan yang lain.”