Peta kuliner suatu masyarakat dibentuk oleh agama dan budaya. Apa yang boleh dimakan memerlukan pengesahan agama dan budaya. Satwa yang halal dan yang haram untuk dimakan rujukannya menggunakan agama. Selain itu, budaya juga mengatur peta makanan suatu masyarakat. Monyet misalnya, tidak semua masyarakat menempatkannya dalam peta kuliner mereka, namun ada sejumlah masyarakat yang memiliki peta kuliner yang luas. Pemenuhan konsumsi populasi manusia yang besar mendorong beberapa jenis satwa terdorong sampai ke ambang kepunahan. (Doc. Tribun Manado/ Finneke Wolajan)