Mohon tunggu...
Kembali ke artikel
1dari3
Layar Penuh
1. Naskah Sureq Galigo versi abad ke-19.   Epos ini berkembang sebagian besar melalui tradisi lisan dan masih dinyanyikan pada acara-acara tradisional Bugis. Versi tertulisnya yang paling awal diawetkan pada abad ke-18, sementara versi-versi sebelumnya telah hilang akibat serangga, iklim, atau perusakan. Akibatnya, tak ada lagi versinya yang pasti dan lengkap. Namun bagian-bagian yang telah diawetkan pun sedikitnya ada 6.000 halaman folio atau 300.000 baris teks, dituliskan dalam aksara Bugis dalam bahasa adiluhung, membuat Sureq Galigo sebagai salah satu karya sastra terbesar dunia.  Sumber gambar: WikiCommons.
1. Naskah Sureq Galigo versi abad ke-19. Epos ini berkembang sebagian besar melalui tradisi lisan dan masih dinyanyikan pada acara-acara tradisional Bugis. Versi tertulisnya yang paling awal diawetkan pada abad ke-18, sementara versi-versi sebelumnya telah hilang akibat serangga, iklim, atau perusakan. Akibatnya, tak ada lagi versinya yang pasti dan lengkap. Namun bagian-bagian yang telah diawetkan pun sedikitnya ada 6.000 halaman folio atau 300.000 baris teks, dituliskan dalam aksara Bugis dalam bahasa adiluhung, membuat Sureq Galigo sebagai salah satu karya sastra terbesar dunia. Sumber gambar: WikiCommons.
LAPORKAN KONTEN
Alasan