Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Potensi Energi Tidal di Indonesia (Singkat)

25 September 2016   15:48 Diperbarui: 25 September 2016   17:57 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar di atas menjelaskan bahwa, energi tidal bergantung pada gravitasi bulan dan matahari (ada juga yang berpendapat bergantung pada momen inersia bumi) sehingga bisa mudah diprediksi. [http://are.gg/assets/tide-tables-courtesy-of-how-it-works.com.png]

Bismillah

Kali ini saya akan berbagi soal potensi energi tidal di Indonesia dengan sangat singkat berdasarkan apa yang saya ketahui (saya bukan anak energi) sampai detik saya menulis artikel ini. Data-data yang akan saya gunakan di artikel kali ini berdasarkan paper yang ditulis oleh rekan-rekan dari Singapura dan Filipina (Indo mana?) pada tahun 2013/2014. 

Tujuan saya menulis ini adalah, menurut saya mungkin banyak di antara kita yang belum tahu apa itu energi tidal, kelebihan dan kekurangannya dan yang terpenting adalah kabar terbaru tentang apa yang sedang terjadi dengan SDA terutama SDA laut Indonesia yang kita tidak ketahui. Karena setiap kali buka berita isinya cuman kisruh politik, awkarin ditambah kiswinar. Jadi informasi-informasi yang bermanfaat untuk bangsa justru tenggelam atau bahkan sengaja ditenggelamkan supaya masyarakat tidak bertambah ilmu pengetahuannya dan hanya berkutat dengan fitnah dan gosip belaka. 

Pertama saya akan menjelaskan sedikit apa itu energi tidal. Ringkasnya energi tidal itu adalah salah satu secondary energy  resources yang memanfaatkan arus bawah dari laut, selat atau sungai sehingga bisa merubah dari energi kinetik atau gerak menjadi energi listrik. Penggerak energi tidal ini sama dengan wind energy, yakni dengan menggunakan turbin atau baling-baling. 

Kelebihan dari energi tidal ini di antaranya adalah sangat efisien karena massa jenis air 800 kali lebih besar dari pada udara, bisa tahan lama (100 tahun), output bisa diprediksi (pasang-surut), zero emission, dll. Sementara kekurangannya di antaranya adalah energi tidal ini sangat mahal dari tahap awal sampai akhir, bisa merusak lingkungan walaupun lokal (tidak berdampak luas), sedikit tempat yang potensial, dll. 

Gambar di atas menjelaskan bahwa, energi tidal bergantung pada gravitasi bulan dan matahari (ada juga yang berpendapat bergantung pada momen inersia bumi) sehingga bisa mudah diprediksi. [http://are.gg/assets/tide-tables-courtesy-of-how-it-works.com.png]
Gambar di atas menjelaskan bahwa, energi tidal bergantung pada gravitasi bulan dan matahari (ada juga yang berpendapat bergantung pada momen inersia bumi) sehingga bisa mudah diprediksi. [http://are.gg/assets/tide-tables-courtesy-of-how-it-works.com.png]
Kedua kita akan bahas apa yang Indonesia punya untuk energi tidal ini. Apa yang dimiliki Indonesia untuk energi tidal? Kita bisa lihat gambar di bawah ini. 

[https://d2oc0ihd6a5bt.cloudfront.net/wp-content/uploads/sites/837/2016/04/04-Marine-Renewable-Energy-for-Island-Micro-Grids-in-South-East-v2.pdf]
[https://d2oc0ihd6a5bt.cloudfront.net/wp-content/uploads/sites/837/2016/04/04-Marine-Renewable-Energy-for-Island-Micro-Grids-in-South-East-v2.pdf]
Tanpa harus dijelaskan lagi terlihat dari gambar di atas, bahwa negara kita memang sangat potensial. Dengan potensi teoritis energi tidal mencapai 160 GW negara kita adalah mangsa para konsultan-konsultan energi asing, karena ini adalah pasar yang menggiurkan (ayo konsultan energi lokal, mari bangkit! btw ada gak sih konsultan energi lokal? wkwkwk...). Kalau kita sebagai yang punya ini negara telat mengeksekusinya, maka siap-siap kita ketinggalan langkah lagi. Perlu diketahui, tahun ini konsultan energi dari Belanda sukses mengeksekusi sebuah proyek pembangkit listrik memanfaatkan energi tidal di Flores, NTT dengan nilai lebih dari IDR 5 Trilliun.

 Dan kebetulan turbin yang dipakai di proyek ini adalah turbin rancangan Schottel Hydro GmbH tempat saya magang saat ini. Sehingga mereka pun tergiur untuk mencari spot-spot baru di Indonesia yang potensial dan belum dieksekusi dan terjun langsung sebagai main player (5 Trilliun meen.. siapa yang gak tergiur??). 

Di kala kita sibuk bergosip dan berdebat ria di social media, orang-orang dari luar sana dengan leluasa menimba uang dari tanah kita.

Tulisan ini saya akhiri di sini. Mohon maaf kalau ada yang salah atau kurang lengkap dan juga tolong koreksinya dari rekan-rekan sekalian. Baca juga tulisan saya dengan judul "Symposium Energi Tidal" di blog yang sama.

Terima Kasih

Salam
Imad

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun