Mohon tunggu...
I Made Dwi Surya Dharma
I Made Dwi Surya Dharma Mohon Tunggu... Teknisi - Penulis

Penggemar Seni dan Budaya Bali.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tabuh Rah: Tradisi Darah di Panggung Harmoni Bali

11 Desember 2024   09:25 Diperbarui: 11 Desember 2024   09:35 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Tabuh Rah Upacara Agama di Bali, sumber: Dokumentasi Penulis

Namun, bagi masyarakat Bali, Tabuh Rah bukan sekadar ritual, melainkan manifestasi spiritual yang menyelamatkan harmoni kosmis. Mereka percaya bahwa menjaga tradisi adalah bentuk penghormatan kepada leluhur dan budaya. Dengan demikian, meski beberapa elemen mungkin disesuaikan, inti dan filosofi Tabuh Rah tetap dijaga.

Dalam pandangan kontemporer, Tabuh Rah telah menjadi simbol bagaimana budaya Bali menghadapi modernisasi tanpa kehilangan jati diri. Tradisi ini terus menjadi bagian penting dari warisan budaya, memberikan pelajaran tentang keseimbangan antara mempertahankan akar budaya dan beradaptasi dengan dunia yang berubah.

Tabuh Rah, lebih dari sekadar ritual, adalah pengingat akan kekayaan filosofi kehidupan masyarakat Bali yang menghargai harmoni. Dengan cara inilah, Bali mengajarkan dunia bahwa menjaga keseimbangan tidak hanya tentang teknologi atau inovasi, tetapi juga tentang mendalami nilai-nilai tradisional yang diwariskan lintas generasi.

Referensi

  1. Geriya, I Wayan. (2000). Upacara Adat dan Tradisi di Bali. Denpasar: Bali Aga Press.
  2. Hobart, Mark, et al. (1996). The People of Bali. Oxford: Blackwell Publishers.
  3. Lansing, J. Stephen. (2007). Perfect Order: Recognizing Complexity in Bali. Princeton University Press.
  4. Pendit, Nyoman S. (1979). Bali: The Island of Temples. Singapore: Oxford University Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun