Mohon tunggu...
I Made Dwi Surya Dharma
I Made Dwi Surya Dharma Mohon Tunggu... Teknisi - Penulis

Penggemar Seni dan Budaya Bali.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harmoni Cinta dan Tradisi: Mengupas Makna Upacara Nganten di Bali

6 Desember 2024   10:16 Diperbarui: 6 Desember 2024   10:35 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: instagram.com/westnydj)

Harmoni Cinta dan Tradisi: Mengupas Makna Upacara Nganten di Bali

Upacara nganten di Bali bukan sekadar seremoni pernikahan, melainkan sebuah perjalanan sakral yang penuh dengan nilai-nilai spiritual dan budaya. Tradisi ini menjadi jembatan penyatuan dua jiwa dalam ikatan cinta yang juga mencerminkan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan. Melalui setiap prosesi dan elemen estetika, upacara nganten menampilkan perpaduan unik antara seni dan filosofi.

Makna Filosofis dan Spiritual dalam Upacara Nganten

Dalam ajaran Hindu, pernikahan adalah salah satu tahapan kehidupan (catur asrama) yang mencerminkan penyatuan dua jiwa untuk menjalani kehidupan bersama. Upacara nganten di Bali mengusung filosofi Tri Hita Karana, yang menekankan keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam. Prosesi ini tidak hanya bertujuan menyatukan pengantin, tetapi juga memohon restu ilahi agar pasangan menjalani kehidupan yang penuh berkah.

Setiap ritual dalam upacara memiliki simbolisme mendalam. Misalnya, mewidhi widana, prosesi berdoa untuk memohon restu, melambangkan komitmen pasangan kepada Tuhan. Elemen seperti banten (sesajen) yang dihaturkan mencerminkan rasa syukur dan doa agar rumah tangga menjadi harmonis dan sejahtera. Filosofi ini mengajarkan bahwa pernikahan adalah langkah menuju kehidupan yang lebih besar, tidak hanya untuk pasangan, tetapi juga untuk keluarga dan komunitas.

Tahapan dan Prosesi dalam Upacara Nganten

Upacara nganten terdiri dari beberapa tahapan penting. Prosesi dimulai dengan mapanggih, yaitu pertemuan simbolis antara kedua mempelai sebagai awal perjalanan hidup bersama. Selanjutnya adalah mewidhi widana, di mana pasangan memanjatkan doa di pura keluarga untuk mendapatkan restu dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Prosesi ini sering dipimpin oleh seorang pemangku atau pendeta yang memberikan arahan spiritual.

Tahapan lainnya mencakup upacara adat seperti mesakapan (penyerahan tanggung jawab mempelai pria kepada keluarga wanita) dan natab banten, yang menekankan kesucian hubungan pasangan. Ragam tradisi ini dapat berbeda sesuai dengan desa adat atau subkultur Bali, namun inti dari setiap prosesi tetap sama: menciptakan keselarasan antara cinta, tradisi, dan spiritualitas.

Keindahan dan Keunikan Estetika Upacara Nganten

Estetika menjadi elemen penting dalam upacara nganten. Busana adat pengantin Bali tampil mencolok dengan warna-warna cerah, kain songket mewah, dan aksesoris kepala seperti gelung agung bagi wanita, yang melambangkan keanggunan dan keagungan. Pengantin pria mengenakan pakaian khas dengan hiasan emas, mencerminkan kebangsawanan dan keberanian.

Dekorasi upacara juga tak kalah memikat. Bunga-bunga segar, janur melengkung, dan penjor (hiasan bambu) menciptakan suasana penuh keindahan dan kesucian. Setiap elemen dekorasi dirancang untuk mencerminkan harmoni antara seni, budaya, dan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun