Bali merupakan kaya akan adat istiadatnya, termasuk pada acara kematiannya. Dalam tradisi Bali, kematian tidak hanya menjadi akhir kehidupan, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual menuju penyatuan kembali dengan alam semesta. Salah satu ritual paling ikonis adalah Upacara Ngaben, sebuah prosesi pembakaran jenazah yang kaya akan seni, simbolisme, dan filosofi Hindu Bali. Upacara ini dianggap sebagai bentuk penghormatan tertinggi kepada leluhur yang telah mendahului, melambangkan pelepasan roh dari keterikatan duniawi untuk mencapai kesucian jiwa atau yang sering disebut Moksa.
Makna dan Proses Ritual Ngaben
Dalam ajaran agama Hindu, Upacara Ngaben adalah sebuah acara yang harus dilaksanakan oleh setiap Umat Hindu dengan tujuan mengembalikan dan mendampingi Atma (Roh) ke Alam Pitra. Ngaben bukan hanya sekadar pembakaran jasad, namun upacara ini adalah sebuah perjalanan spiritual yang sangat sakral. Sebagian besar umat Hindu yang ada di Bali melaksanakan upacara ini dengan cara dibakar atau pralina. Pralina atau pembakaran ini dilakukan secara sekala atau dengan api sungguhan dan pralina niskala yaitu dengan mantra puja gni pralina. (Seriasih, 2021)
 Ngaben atau Ngabeyain berasal dari kata "beya" yang artinya bekal bagi umat yang telah meninggal. (Perdana., 2022) Dalam Lontar Yama Purwana Tattwa tertulis jelas bagaimana proses upacara ngaben tersebut, namun setiap daerah mempunyai "awig-awig" atau aturan sendiri. Sehingga proses pelaksanaan Upacara ini bergantung bagaimana perspektif, tradisi dan kepercayaan masyarakat setempat. (Yanti., 2024)
Secara umum, prosesi ngaben dilakukan dalam beberapa ritual upacara yaitu: ngemandusin, peringkesan, papegatan, ngeseng, ngereja, nganyud serta yang terakhir makelud (Sudarsana, 2002)
Keterlibatan Seni dalam Upacara
Seni memegang peran penting dalam Upacara Ngaben, mulai dari pembuatan wadah jenazah hingga musik tradisional yang mengiringi prosesi. Dalam Lontar Yama Purwana Tattwa, Wadah yang digunakan dalam pembakaran jenazah yaitu bermacam-macam. Bentuk wadah tersebut antara lain: Lembu, Singa, Macan, Singa Kaang, Naga Kaang, Gedarba, Gajah Mina dan Sudang-sudangan. Sementara gamelan Bali menjadi latar suara yang mengiringi prosesi tersebut. (Seriasih, 2021)
Pengaruh Ngaben di Mata Dunia
Upacara Ngaben telah menarik perhatian dunia, bukan hanya karena keindahannya tetapi juga karena nilai spiritual yang mendalam. Itu mengapa tidak sedikit wisatawan dan peneliti budaya sering menghadiri upacara ini untuk memahami filosofi Hindu Bali yang unik. Dalam kajian antropologi, Ngaben menjadi simbol harmoni antara seni, spiritualitas, dan adat istiadat.
Upacara ini mencerminkan keharmonisan manusia dengan alam dan pencipta-Nya, sekaligus menegaskan pentingnya seni sebagai media ekspresi dalam kehidupan beragama masyarakat Bali. Dalam pandangan internasional, Ngaben tidak hanya sebuah ritual, tetapi juga sebuah karya seni hidup yang menegaskan kekayaan budaya Nusantara.