Untuk pengguna telegram tentu saja tidak asing dengan fitur anonymous ini. Fitur yang pernah viral di tahun 2022 lalu yang memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan dengan orang asing tanpa tahu identitasnya. Lalu bagaimana dampak anonymous ini jika dikaitkan dengan mental remaja saaat ini?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), masa remaja adalah masa yang berlangsung antara usia 12-18 tahun dengan melalui proses pertumbuhan sesudah meninggalkan masa anak-anak menuju masa dewasa, namun belum mencapai kematangan jiwa.
Sehingga remaja dapat disimpulkan sebagai masa untuk mencoba hal baru dengan tujuan mencari jati diri. Jika kita kaitkan dengan fitur anonymouse ini, banyak remaja yang mencoba hal baru tersebut. Namun apa tujuan mereka untuk mencoba anonymous ini? Apakah hanya rasa ingin tahu? Atau mereka membutuhkan tempat untuk didengar?
Mereka pada awalnya tentu saja merasa penasaran yang berakhir mencoba. Namun pada saat saling bertukar pesan sebagian besar pengguna akan menceritakan masalah pribadi mereka. Mulai dari masalah keluarga, masalah akademik, dan bahkan masalah asmara sekalipun. Mereka merasa tidak perlu takut dan malu karena identitas mereka disamarkan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian remaja zaman sekarang merasa kurang didengar dan dihargai oleh lingkungan sekitarnya. Banyak juga yang merasa lingkungan sekitarnya asing sehingga tidak nyaman untuk menceritakan dengan jujur masalah yang sebenarnya. Hal tersebut dapat didukung dengan rasa satu nasib, sehingga mereka merasa saling mengerti apa yang dirasakan pengguna lainnya. Disini dapat disimpulkan bahwa anonymous ini memiliki dampak positif untuk mental remaja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI