Mohon tunggu...
Muhammad Imaduddin Siddiq
Muhammad Imaduddin Siddiq Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa | Aktivis GEMA Pembebasan Purwokerto| Peneliti di Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran dan Riset (UKMPR) Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kopi dan Keimanan

6 Mei 2016   08:57 Diperbarui: 9 Mei 2016   14:33 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman pula :

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ

Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah istiqomah pada jalan yan lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.” (QS. Fushilat: 6).

Ayat ini memerintahkan untuk istiqomah sekaligus beristigfar (memohon ampun pada Allah). Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, “Ayat di atas “Istiqomahlah dan mintalah ampun kepada-Nya” merupakan isyarat bahwa seringkali ada kekurangan dalam istiqomah yang diperintahkan. Yang menutupi kekurangan ini adalah istighfar (memohon ampunan Allah). Istighfar itu sendiri mengandung taubat dan istiqomah (di jalan yang lurus).”

Terkadang sesuatu yang yang sukar, sulit, dan bahkan tidak enak bila hal tersebut dilakukan terus menerus tentu dengan keikhlasan maka yakinlah dikemudian hari hal tersebut akan berjalan sendiri seperti kita membutuhkan makan 3 kali sehari. Maka, lakukan lah kebiasaan itu dalam aktivitas kebaikan kita, baik itu amalan nafilah,amalan jamaiy maupun amalan hati. Seberat, setidak enak apapun itu, tak ada cara lain kecuali kita mencoba nya, kuncinya hanya mencoba! Serta lakukan lah kebaikan itu sedikit demi sedikit, namun terus diulang, karena istiqomah bukan melihat jumlah namun keterulangan kebaikan yang kita lakukan kemudian perbanyaklah istighfar, mungkin niat kita ada yang melenceng, mungkin kita lupa hakikat makhluk-khalik, mungkin kita futurkarena kelelahan. Terakhir, percayalah merengguk surga bukan dilakukan dengan kemudahan dan berleha leha, namun dilakukan dengan keseriusan dan keteguhan hati dalam memegang kebenaran. Seperti firman Allah SWT :

“Ataukah kamu mengira kamu akan masuk surga,padahal belum datang cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu seperti kamu?”

[Al Baqarah: 214]

Wallahu A’lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun