Mohon tunggu...
Muhammad Imaduddin Siddiq
Muhammad Imaduddin Siddiq Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa | Aktivis GEMA Pembebasan Purwokerto| Peneliti di Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran dan Riset (UKMPR) Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Politik

ISIS dan Khilafah a la Minhajin Nubuwah

9 Mei 2016   14:17 Diperbarui: 9 Mei 2016   14:33 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir desember lalu berita ISIS kembali mencuat di ‘jagad’ news feed Indonesia. Tentu bukan ISIS tunggal yang ‘naik daun’ tapi usaha mengkaitkan ISIS dengan Indonesia. Beberapa waktu yang lalu pula Australia melalui Jaksa Agungnya George Brandis mengungkapkan kalau ISIS akan membangun kekhalifaannya di Indonesia. Sebab Indonesia sebagai salah satu negara muslim terbesar menjadi 'sasaran empuk' ISIS selanjutnya.

“Mereka menyasar RI (Republik Indonesia), negara yang mayoritas warganya muslim, dan yang paling padat penduduknya di dunia,” kata Brandis seperti dikutip dari The Guardians,Selasa (22/12/2015).

Hal ini pun mendapat respon yang ‘cukup ramai’ dari kalangan Pemerintah Indonesia, dari mulai Menko Polhukam, hingga Kepala BIN. Tak berselang lama, munculah ‘aksi heroik’ Densus 88 tuk ‘menjitak’ terduga ‘teroris’ dengan menggandeng ‘pasukan’ lintas negara ke bumi nusantara ini.

Memang tak dapat dipungkiri aksi aksi yang dilakukan ISIS memang sudah sangat jauh dari nilai nilai Islam. Tak terukur derajat kemanusiaannya. Bahkan, tergolong tidak masuk akal. Terlebih ‘ide khas’ yang dibawa oleh ISIS sekilas mirip dengan apa yang sedang menjadi PR besar Umat Islam yaitu Khilafah Islamiyah. Tentu ini menjadi tantangan besar bagi Umat Islam. Apalagi dengan dukungan berita keliru plus tidak objektif yang mencoba menyamakan ide Khilafah yang sedang Umat Islam usahakan dengan ‘Khilafah’ versi ISIS bahkan yang lebih kejam menyamakan Agama Islam dengan ‘ISIS’.

Disisi lain sebuah penelitian yang cukup mencengangkan pada 2004 oleh National Intellegence Council (NIC) melansir kemungkinan kembalinya Khilafah Islamiyyah sebagai pemimpin dunia. Dewan intelejen AS tersebut dalam ramalannya memperhitungkan kebangkitan kekuatan Islam di samping kekuatan-kekuatan lain yang sudah eksis maupun terus menggeliat seperti AS dan Eropa atau China dan India. Prediksi akan kembalinya kejayaan islam dengan Khilafah nya tentu menimbulkan ‘ketakutan’ diantara mereka, dimana saat ini mereka melakukan aktivitas imprealismenya di berbagai negeri muslim dan tentu munculnya khilafah akan menganggu kepentingan mereka di negeri muslim pada akhirnya.

Ada hal menarik yang kemudian muncul difikiran kita semua. Rentenan kejadian yang coba dibangun kafir barat khususnya yang dimotori oleh USA untuk membendung laju kebangkitan Umat Islam dengan ‘mensetankan’ agama islam. Mulai dari kejadian 9/11 WTC dengan semangat WOT (War on Terrorism) namun sekali lagi ini hanya alibi tuk usaha tuk mensetankan agama islam, toh faktanya tak ada berita kejadian teroris yang dimotori selain oleh seorang muslim. Tapi, sayang hal ini kandas, usaha mereka gagal. Lalu, muncul beragam usaha lain hingga terakhir munculah ISIS dengan platform yang tak jauh berbeda, “mensetankan agama Islam”.

Muncul pula beragam analisis terkait ISIS. Dimana salah satu kesimpulannya “ISIS is an US Proxy”. Terlebih bila melihat gejolak yang muncul di Suriah yang merupakan salah satu rentetan “Arab Spring”, muncul semangat yang tinggi dari masyarakat suriah untuk menerapkan syariah islam secara kaffah. Setelah itu barulah muncul ISIS dengan aksi proklamir berdirinya ’Daulah Islam’. Kemudian, hangatlah ISIS diperbincangkan. Bukan tentang ‘berdirinya khilafah’ namun dengan aksi ketidakmanusian mereka yang mengundang perhatian dunia. Maka, sejak itulah USA dan beberapa negara kafir barat mulai berduyun duyun mendatangi wilayah suriah dengan alibi untuk memadamkan aksi dan tindak kekerasan di bumi syam atas nama kemanusian.

Rentetan kejadian ini perlu usaha umat islam yang mengerti bahwa ini adalah salah satu agenda barat tuk memadamkan ‘api revolusi’ juga semangat kebangkitan Islam. Perlu penjelasan yang baik mana Khilafah ala minhajin nubuwah dan Mana Khilafah Abal ala ISIS. Hal ini tentu penting, mengingat Khilafah ala minhajin nubuwah meruapakan sebuah Bisharah dan Tajul furujbagi Umat Islam. Tentu hal akan dicapai hanya dengan melakukan penyadaran umat dan membangun kerinduan umat islam terhadap syariat islam dalam bentuk khilafah, hal ini tak lain adalah hanya dengan melakukan aktivitas dakwah, baik secara individu maupun kelompok.

Waallahu’alam bishowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun