Mohon tunggu...
IMA TURYANI
IMA TURYANI Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru di SMAN 1 Teluk Sebong, mengikuti pendidikan guru penggerak angkatan 7

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ekplorasi Konsep - Forum Diskusi - Modul 3.2 - Studi Kasus - Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7

3 Mei 2023   22:13 Diperbarui: 3 Mei 2023   22:16 3704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Studi Kasus 1

Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua. Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong.

Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen. Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp.

Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. "Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal." Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit.


Pertanyaan
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini? Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai Kepala Sekolah.

Jawaban 

Saya melihat kasus Ibu Lilin masih cenderung menggunakan pendekatan berbasis kekurangan. Kemungkinan Ibu Lilin masih fokus memandang dari sudut murid-muridnya saja, menggunakan metode yang biasa dipakai dengan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran seperti biasanya (menurut saya belum disesuaikan dengan kondisi saat ini). Kemungkinan Ibu Lilin belum dapat menyesuaikan dengan karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen, hal ini mungkin terjadi karena Ibu Lilin belum menganalisis asemen diagnostik siswa dan belum menyiapkan pembelajaran berdifensiasi sesuai hasil analisis asesmen diagnostik siswa baik kognitif maupun non kognitif. Ketika cara memfasilitasi pembelajaran dan KKTP belum disesuaikan kemungkinan keberhasilan pembelajaran tidak sesuai yang diharapkan sehingga Ibu Lilin mengalami kekecewaan dan merasa letih sudah mengajar tapi tak berhasil. Hal ini bisa memicu emosi Ibu Lilin. Sebagai kepala sekolah tentunya saya tetap memandang Ibu Lilin adalah aset sekolah yang sangat berharga tinggal disesuaikan sedikit saja agar keberhasilan Ibu Lilin dalam memfasilitasi pembelajaran dan menghantarkannya pada keberhasilan siswa kembali berulang seperti masa belum zonasi. Bisa banyak kebijakan yang dibuat misal pengelompokkan kelas yang disesuaikan dengan minat, bakat, dan profil belajar siswa agar guru-guru lebih mudah dalam memfasilitasinya berdasarkan asesmen diagnostik di awal tahun pembelajaran, mengadakan IHT tentang asesmen diagnostik dan bagaimana memfasilitasi pembelajaran berdiferensiasi terintegrasi pembelajaran sosial emosional sehingga guru-guru dapat memfasilitasi pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi murid, terus melakukan supervisi berkelanjutan dan memotivasi guru bahwa sekolah kita akan tetap menjadi sekolah favorit dengan para guru hebat sebagai aset dengan para murid heterogen sebgaai aset sehingga prestasi murid bermunculan di banyak bidang dan memiliki keunggulan masing-masing namun tetap tercapai standar minimal di mapel-mapelnya. Cara memfasilitasi pembelajaran dan KKTP perlu terus disesuaikan dari tahun ke tahun sesuai dengan murid dan zamannya. Sebagai kepala sekolah saya juga bisa menggunakan metode coaching kepada Ibu Lilin sehingga Ibu Lilin bisa mengoptimalkan potensinya untuk bisa lebih memfasilitasi pembelajaran dan menepis sindiran guru-guru sekolah non favorit yang biasa menghadapi murid nakal dan bebal dengan membuktikan di tangan Ibu Lilin murid selalu menjadi unggul dan berprestasi.

Studi Kasus 2

Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri. Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.

Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.


Pertanyaan
Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur? Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun