Mohon tunggu...
Fathimah Assaiddah
Fathimah Assaiddah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Duhai pendaki ridha, pengais hikmah, pejalan cahaya, │ Wahai insan akhir zaman, yg tak setaqwa Fathimah, tak selembut Maryam, tak setegar Sumayyah, tak secantik Zulaikha, tak semulia Khadijah, dan yang tak secerdas Aisyah, │ Jejakilah rahmat-Nya. Hingga sayap kanan megah Sang Jibril 'Alaihissalam melintasi singgasana Arsy-Nya dan terkembang dengan pesona pelataran surgawi, yang sungai-sungainya sungguh mendamaikan segala jiwa, yang telah begitu lama kau rindukan hingga kau terlelap dalam kesabaran tertatihmu dan keikhlasan lelahmu...! │ Me, Ima.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

A Good Lesson (of Bughats)

27 Juni 2013   06:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:22 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mendapatkan "sebentuk pemahaman" di bilahan kamis pagi.

Seorang ulama dari Suriah bercerita tentang do'a yang selalu ia lantunkan. Ia selalu mengucapkan do'a seperti ini:

( اللهم ارزقنا كما ترزق البغاث)

"Ya Allah, berilah aku rizqi sebagaimana Engkau memberi rizqi kepada bughats"


Apakah "bughats" itu? Dan bagaimana kisahnya?

"Bughats" adalah anak burung gagak yang baru menetas. Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yang disebut "bughats". Ketika sudah besar dia menjadi gagak (ghurab). Apa perbedaan antara bughats dan ghurab, telah terbukti secara ilmiah. Anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam seperti induknya, karena ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih. Di saat induknya menyaksikannya, ia tidak terima bahwa itu anaknya, hingga ia tidak mau memberi makan dan minum, lalu mengintainya dari kejauhan saja.

Anak burung kecil malang yang baru keluar dari telur itu tidak mempunyai kemampuan untuk banyak bergerak, apalagi untuk terbang. Lalu bagaimana ia makan dan minum? dia tidak mempunyai rizqi, siapa yang memberi dia rizqi? Karena induknya tidak mau memberi ia makan, sebab warnanya putih.

Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Pemberi Rezeki yang menanggung rezekinya, karena Dialah yang telah menciptakannya. Allah menciptakan bau tertentu yang keluar dari tubuh anak gagak yang dapat mengundang datangnya serangga ke sarangnya. Lalu berbagai macam ulat dan serangga berdatangan sesuai dengan kebutuhan anak gagak, dan ia pun memakannya. Keadaannya terus seperti itu sampai warnanya berubah menjadi hitam, karena bulunya sudah tumbuh.

Ketika itu barulah gagak mengetahui itu adalah anaknya, dan ia pun mau memberi sampai tumbuh dewasa dan bisa terbang mencari makan sendiri. Secara otomatis aroma yang keluar dari tubuhnya pun hilang dan serangga-serangga tidak berdatangan lagi ke sarangnya.

Dia-lah Allah, Maha Pemberi Rizqi...
Alhamdulillah, All Praises to Allah...
Thank You for Everything You've Done To Me...



Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun