Mohon tunggu...
Im Dalisah
Im Dalisah Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian". (Pramoedya Ananta Toer)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pusara Massal Tsunami: Jejak Tragedi dan Pelukan Keabadian

28 Oktober 2024   15:19 Diperbarui: 28 Oktober 2024   15:24 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuburan massal tsunami Ulee lheu, Banda Aceh. Foto: Dokpri

Johan, salah seorang pengunjung, rutin berziarah ke kuburan ini setiap minggu. Pria yang kini menetap di Ulee Kareng, Banda Aceh, ini kehilangan seluruh keluarga intinya saat tsunami terjadi.

"Semuanya hilang. Ayah, ibu, dan dua adik saya. Tempat ini adalah pengingat bahwa saya pernah memiliki keluarga," katanya lirih.

Duduk di atas batu besar, Johan menatap nanar, menyiratkan rindu yang mendalam. Setetes air mata jatuh dari wajahnya yang diterpa cahaya matahari.

"Saya rindu mereka, bang. Saya rindu ayah, ibu, dan kedua adik saya," ucapnya sambil mengusap wajah.

Di gerbang utama, sebuah prasasti bertuliskan "setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati" seolah menjadi pesan moral bagi pengunjung, mengingatkan bahwa kematian adalah kepastian yang harus dipersiapkan.

Area pemakaman ini terbuka untuk umum, tanpa penjaga atau loket tiket. Dari jalan raya, pengunjung dapat melihat dengan jelas suasana dalam kompleks makam ini. Fasilitas seperti toilet dan pondok kecil tersedia untuk tempat istirahat.

Keberadaan kuburan massal ini adalah peninggalan dari sebuah tragedi besar yang pernah terjadi di Aceh. Tempat ini akan terus bercerita kepada generasi mendatang tentang keganasan tsunami, tentang keterpurukan, kebangkitan, dan harapan.

Di tempat ini pula, "sejuta doa" akan terus dipanjatkan untuk kebahagiaan orang-orang terkasih yang kini beristirahat dalam pelukan keabadian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun