Mohon tunggu...
Muhammad Ilzam Hamdani
Muhammad Ilzam Hamdani Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa - Universitas Jember

Prodi Televisi & Film - Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengangkat Bromo Tengger Cultural Festival sebagai Ekonomi Kreatif Mendunia

15 November 2024   00:55 Diperbarui: 15 November 2024   01:46 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/TJHg71PncJ6YBMCGAInput

Bromo Tengger Cultural Festival adalah salah satu perayaan budaya terbesar di wilayah Probolinggo, Jawa Timur, yang menjadi daya tarik wisatawan lokal dan internasional. Festival ini memadukan keindahan alam Gunung Bromo dengan kekayaan budaya masyarakat Tengger yang tinggal di sekitarnya. Diadakan setiap tahun, festival ini bukan hanya tentang perayaan budaya, tetapi juga wadah untuk pengembangan ekonomi kreatif yang memberdayakan masyarakat lokal. Berbagai elemen ekonomi kreatif hadir dalam festival ini, seperti produk kerajinan tangan, kuliner khas, hingga seni pertunjukan yang telah menarik minat banyak pihak untuk berpartisipasi.

Bromo Tengger Cultural Festival berasal dari kepercayaan dan tradisi masyarakat Tengger, yang dikenal dengan adat dan spiritualitas yang kuat. Masyarakat Tengger hidup berdampingan dengan alam Gunung Bromo, memegang teguh ajaran leluhur mereka. Festival ini lahir sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan terhadap alam, sekaligus sebagai cara masyarakat untuk menjaga tradisi. Ritual-ritual utama seperti Yadnya Kasada dan Unan-Unan diadakan sebagai bentuk persembahan dan pemanjatan doa kepada Tuhan, agar kehidupan masyarakat Tengger terus diberkahi.

Festival ini menyuguhkan beragam acara yang memikat banyak orang. Berikut adalah beberapa kegiatan utama yang menjadi daya tarik Bromo Tengger Cultural Festival, di mana ekonomi kreatif turut hadir untuk memperkuat setiap aspek acara.

https://m.antaranews.com/foto/2942669/upacara-yadnya-kasada/2
https://m.antaranews.com/foto/2942669/upacara-yadnya-kasada/2
  1. Ritual Yadnya Kasada: Yadnya Kasada adalah inti dari Bromo Tengger Cultural Festival. Pada ritual ini, masyarakat Tengger mempersembahkan hasil bumi seperti beras, sayuran, hingga ayam ke kawah Gunung Bromo. Persembahan ini adalah bentuk penghormatan kepada Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) dan leluhur masyarakat Tengger. Kehadiran pengrajin lokal yang membuat replika simbol persembahan dan suvenir khas Kasada menjadikan ritual ini tak hanya penuh makna, tetapi juga menggerakkan ekonomi kreatif. Pengunjung dapat membeli miniatur dari ritual Yadnya Kasada sebagai kenang-kenangan, dan penjual souvenir lokal di sekitar kawasan Bromo memperoleh pemasukan tambahan selama festival berlangsung.
    https://surabaya.suaramerdeka.com/jawa-timur/106112387008/segera-festival-eksotika-bromo-2024-magnet-fotografer-dunia-pada-tahun-ke-8
    https://surabaya.suaramerdeka.com/jawa-timur/106112387008/segera-festival-eksotika-bromo-2024-magnet-fotografer-dunia-pada-tahun-ke-8
  2. Eksotika Bromo: Salah satu acara paling meriah dalam festival ini adalah Eksotika Bromo, yang menggabungkan seni tari, musik, dan latar alam Bromo yang menakjubkan. Para seniman dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul untuk menampilkan kekayaan seni nusantara, mulai dari tari kontemporer hingga tari tradisional. Eksotika Bromo juga menjadi ruang bagi desainer kostum dan koreografer lokal untuk menampilkan karya mereka, menjadikan acara ini sebagai wadah kolaborasi seni yang mempertemukan budaya dan ekonomi kreatif. Di sisi lain, pertunjukan spektakuler ini juga menarik wisatawan untuk menyaksikan langsung keindahan seni tradisional Indonesia di tengah lanskap Gunung Bromo yang mempesona, sehingga membantu mempromosikan budaya dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.
    https://www.wartabromo.com/2024/04/23/tradisi-unan-unan-perayaan-lima-tahunan-suku-tengger-untuk-memperpanjang-bulan/
    https://www.wartabromo.com/2024/04/23/tradisi-unan-unan-perayaan-lima-tahunan-suku-tengger-untuk-memperpanjang-bulan/
  3. Upacara Unan-Unan: Diadakan setiap lima tahun, upacara Unan-Unan merupakan ritual khusus untuk memohon perlindungan dari bencana dan kesejahteraan bagi masyarakat. Selama acara ini, masyarakat Tengger membuat berbagai jenis sesaji dan dekorasi khusus untuk upacara, yang melibatkan banyak pengrajin lokal dalam persiapannya. Pengrajin bambu, perajin pernak-pernik, hingga pembuat sesaji memiliki peran penting dalam ritual ini, yang secara tidak langsung mendorong perekonomian lokal.

https://morninglightmusic.io/why-background-music-is-a-crucial-component-of-a-good-documentary/
https://morninglightmusic.io/why-background-music-is-a-crucial-component-of-a-good-documentary/
Dengan video dokumenter sebagai bagian dari ekonomi kreatif, Bromo Tengger Cultural Festival mendapatkan perhatian lebih luas. Dokumenter-dokumenter ini membantu menjaga budaya agar tetap hidup, sekaligus menjadikannya sumber pengetahuan bagi masyarakat di luar Tengger. Beberapa manfaat dari dokumentasi video dalam festival ini meliputi:
  1. Sarana Promosi Budaya: Video dokumenter yang diproduksi selama festival menjadi alat promosi yang efektif untuk menarik wisatawan. Pengambilan gambar yang profesional dan narasi yang menggugah emosi memungkinkan penonton yang menonton dari jauh tetap merasakan kekayaan budaya dan mistisnya ritual-ritual Tengger. Video-video ini juga diunggah ke platform media sosial, menjangkau lebih banyak penonton yang mungkin tertarik berkunjung pada penyelenggaraan berikutnya.
  2. Meningkatkan Potensi Ekonomi Kreatif Lokal: Melibatkan sineas dan tim produksi lokal dalam proses pembuatan dokumenter menciptakan lapangan kerja serta pendapatan tambahan bagi masyarakat sekitar. Dengan adanya permintaan akan dokumentasi acara, para pembuat video dapat menawarkan jasa mereka dan mengasah keterampilan mereka dalam produksi video budaya.
  3. Memperluas Dampak Pendidikan: Dokumenter-dokumenter ini berperan sebagai sumber pembelajaran bagi masyarakat luas, termasuk sekolah-sekolah, universitas, dan lembaga budaya. Banyak yang dapat memanfaatkan dokumentasi tersebut untuk memahami filosofi di balik ritual dan tradisi Tengger, serta mengenal nilai-nilai spiritual dan kebersamaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Tengger.
  4. Kolaborasi dengan Platform Media: Dokumenter yang dihasilkan dari festival ini memiliki potensi untuk disiarkan di saluran televisi, festival film, atau platform streaming khusus budaya dan pariwisata. Melalui kerja sama dengan platform media, dokumentasi Bromo Tengger Cultural Festival dapat menyentuh audiens global yang lebih besar, mempromosikan keunikan budaya Indonesia di tingkat internasional.

Dengan memanfaatkan media digital, Bromo Tengger Cultural Festival berhasil menjangkau lebih banyak pengunjung dari berbagai penjuru dunia. Fotografer, influencer, dan vlogger turut membantu mendokumentasikan festival ini dan membagikannya melalui platform media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok. Media kreatif ini tidak hanya membantu menyebarkan cerita tentang festival, tetapi juga menarik minat generasi muda untuk lebih mengenal dan menghargai budaya lokal.

Selain itu, ekonomi kreatif dalam bentuk produksi konten festival (seperti video promosi, fotografi profesional, dan siaran langsung) juga memberikan pemasukan tambahan bagi pelaku industri kreatif lokal. Dalam hal ini, digitalisasi berperan penting untuk meningkatkan daya tarik festival, sambil menjaga keterikatan antara budaya dan ekonomi kreatif.

Fokus pada Ritual Yadnya Kasada, Eksotika Bromo, dan Upacara Unan-Unan menjadikan Bromo Tengger Cultural Festival sebagai perayaan budaya yang kaya akan makna dan nilai-nilai spiritual. Kehadiran video dokumenter sebagai bagian dari ekonomi kreatif dalam festival ini mengangkat budaya Tengger ke level yang lebih tinggi, membawa tradisi ini ke dunia luar, sekaligus memperkuat identitas dan kebanggaan masyarakat lokal.

Dengan adanya video dokumenter, ritual-ritual unik ini dapat dinikmati oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja, memperkuat daya tarik wisata budaya Gunung Bromo serta mempromosikan warisan budaya Indonesia kepada dunia. Sebagai alat edukasi, promosi, dan pengembangan ekonomi kreatif, dokumenter ini menjadikan Bromo Tengger Cultural Festival bukan hanya ajang perayaan, tetapi juga bagian penting dari upaya melestarikan dan mengenalkan budaya Tengger secara berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun