JIWA YANG SEPI
Aku tediam sendiri, menunduk memandangi tanah.
Hanya ada semut-semut yang berbaris merayakan suka cita,
semut yang baru saja menemukan makanan
dan tak disia-siakannya kesempatan itu.
Kala malam tiba, ingin kuadukan kesendirianku.
Adakah dia datang menemaniku, membawaku dalam canda tawa?
Aku tetap sendiri disini tanpa menikmati tawaran indahnya bulan purnama.
Aku tertunduk malu melihat binang-bintang yang menertawakanku.
Aku sedih, sedih sendiri disini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!