Mohon tunggu...
abang redi ilyasa
abang redi ilyasa Mohon Tunggu... -

saya punya motto hidup "yang paling mahal di dunia ini adalah kesederhanaan". sangat suka basket, sepakbola, musik, trekking dan travelling.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Wali, Biar Alay Tapi Go International

5 Agustus 2010   04:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:18 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebagai kolektor rekaman musik, saya memang bukan kolektor lagu-lagu pop. Dalam rak rekaman musik saya tidak ada CD ST 12, kaset Wali atau apalagi, piringan hitam Hijau Daun. Saya lebih suka jadi kolektor musik rock, musik jazz, world music dan musik-musik easy listening yang jadi hits atau evergreen diluar negeri. Kawan-kawan bisa menemukan Box Set Deep Purple, CD Elton John atau rekaman etnik Ravi Shankar di lemari tempat saya menyimpan baik-baik koleksi musik.

Tapi, bukan berarti saya tidak suka atau sebagaimana para fanatican Heavy Metal, menggolongkan ST 12 atau Wali sebagai band “alay” (kalau Hijau Daun bolehlah fans metal bilang begitu. Hehehehe). Malah, dibanding Peterpan, saya lebih menikmati musik ST 12 atau Wali, yang beberapa diantaranya harus diakui punya lirik konkret dan beat yang menghibur.

Ya, kendati telinga saya suka berkelana ke repertoar rumit dari Dream Theater, balada folklore Joan Baez atau pernah terlempar ke udara waktu menyimak Believe-nya Elton John, telinga saya dengan sukarela menikmati Cari Jodoh-nya Wali, Lady Sky-nya ST 12 dan Kehilangan-nya Firman Idol. Mungkin karena sedari kecil biasa mendengar Yes sekaligus Rhoma Irama, atau mendengar Bill & Brod sekaligus Genesis, saya tetap “happy” dan menikmati sajian musik mancanegara yang bergengsi dan sajian musik nusantara yang mengingatkan pada kampung halaman sendiri.

Kemarin sore, saya lihat di infotainment, Apoy Wali melakukan konferensi pers dengan manajer Fabrizio Faniello. Siapakah Fabrizio Faniello ? Dia adalah penyanyi berdarah Italia yang punya banyak fans di daratan Eropa, yang akrab dengan nama panggung Fabio Faniello. Dia pernah sepanggung dengan Celine Dion dan hits-hits-nya merajai chart-chart di negara asalnya sekaligus negara-negara tetangganya di Eropa Barat.

Agak “ngeri” juga ketika tahu lagu Baik-baik Sayang-nya Wali yang klipnya menampilkan bintang cantik, Nadia Saphira, itu, direkam versi English-nya, dan lebih “ngeri” lagi waktu mendengar lagu favorit saya, Cari Jodoh, dibawakan juga oleh Fabio Faniello dan ditulis ulang liriknya oleh Mary Susan Applegate. Yang disebut belakangan, sang penyulap judul dan lirik dari Cari Jodoh menjadi I No Can Do-pun tidak bisa dibilang orang “main-main” dalam dunia musik internasional. Dia pernah kerjasama dengan CD (bukan Cris Dayanti tapi Celine Dion. Hehehe), Laura Branigan, juga duo paling fenomenal dalam sejarah musik dunia, Air Supply.

“Tuh, enggak salah, ‘kan, gak katro dan gak alay ‘kan saya suka denger lagu-lagu Wali !”seloroh saya pada istri, yang kerap meminta saya mematikan musik jika saya sedang asyik berjoget menikmati keriangan lagu “Cari Jodoh”. “Alay, alay...”begitu ejek istri saya setiap saya sedikit “abnormal”, memecah kejenuhan, dengan keriangan beat Cari Jodoh.

Mendunianya Wali seharusnya tidak hanya menjadi pembuktian bagi mereka yang suka bilang musik mereka “alay”. Mendunianya karya mereka seharusnya jadi semacam sindiran bagi artis-artis Indonesia yang kadangkala suka gembar-gembor dulu sebelum mereka benar-benar Go Internasional. Sudah latihan koreografer habis-habisan, jiplak gaya dari Justin Timberlake, Madonna, Britney Spears, sampai Christina Aguilerra, ujung-ujungnya jangankan kerjasama dengan musikus atau lirikus dengan reputasi dunia, paling bentar mereka tampil dihadapan para Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri. Rasa-rasanya kurang sah jika ini dikategorikan sebagai : “Go International”.

Keberhasilan Wali merupakan pelajaran bagi artis-artis Indonesia yang hendak Go International bahwasanya, bila hendak mendunia jadilah diri sendiri, jadilah orang Indonesia, bukan sekadar meniru dan mengadopsi gaya musisi-musisi barat. Wali telah memberi contoh kepada kita, hanya dengan membumilah suatu karya bisa mendunia.(aea)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun