Mohon tunggu...
Ilyas Muaji
Ilyas Muaji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa di program studi Sosiologi

ENFJ yang suka seni musik, seni lukis, dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyikapi Bagaimana Dampak Belanja Online terhadap Lingkungan

17 Oktober 2022   00:20 Diperbarui: 17 Oktober 2022   01:25 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : Pixabay.com/Bru-nO

Di Era digital sekarang masyarakat dapat melakukan segala aktivitas dari handphone. Aktivitas yang cukup masif dilakukan masyarakat belakangan ini adalah belanja online. Belanja online adalah kegiatan pembelian barang ataupun jasa yang dilakukan dari media elektronik. Belanja online biasanya dilakukan masyarakat melalui online marketplace yang beredar di internet. Belanja online dinilai lebih efisien oleh sebagian masyarakat karena keterbatasan waktu masyarakat untuk berbelanja secara langsung dan juga harga barang yang cenderung lebih murah serta banyaknya promo-promo yang menarik juga menjadi alasan kenapa orang banyak yang melakukan kegiatan belanja melalui online store.

Tren belanja online di Indonesia pun semakin hari semakin meningkat. Pemerintah, melalui sekretaris kementerian koordinator bidang perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan bahwa pada kuartal satu 2022 nilai transaksi ekonomi pada E-commerce telah mencapai 108,54 triliun Rupiah. Hal ini terjadi karena Pandemi telah mendorong percepatan penggunaan teknologi digital di masyarakat yang mendorong transaksi digital terus berkembang.Tren belanja online yang semakin meningkat ini mungkin bagus untuk perputaran roda perekonomian suatu negara. Namun pada Sisi lain hal ini juga meningkatkan dampak terhadap lingkungan serta meningkatkan budaya konsumerisme di masyarakat.

Konsumerisme   

sumber gambar : Pixabay.com/stevepb
sumber gambar : Pixabay.com/stevepb
                                                                                           

Konsumerisme sendiri adalah gaya hidup membeli barang barang secara berlebihan untuk mencapai kenikmatan ataupun kesenangan semata. Masyarakat konsumsi adalah masyarakat memiliki gaya hidup konsumerisme yang tinggi. Hal ini ditandai dengan gaya hidup yang lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan. Masyarakat tak lagi mempertimbangkan fungsi kegunaan membeli barang namun hanya mempertimbangkan prestise dan nilai yang ada pada barang tersebut.

Masalah Lingkungan pada Aktifitas Belanja online

Selain hal itu, aktivitas belanja online juga berdampak pada lingkungan. Dilansir dari hasil riset Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tahun 2020 mengenai dampak pembatasan selama masa Pandemi Covid dan WFH, angka belanja online berbentuk paket meningkat 62% dan berbentuk makanan meningkat 47%, yang mana dari 96% paket belanjaan online dibungkus dengan plastik, yang mana plastik yang biasa digunakan sebagai pembungkus dalam belanja online adalah bubble wrap.

sumber gambar : Pixabay.com/khoinguyenfoto
sumber gambar : Pixabay.com/khoinguyenfoto

Bubble wrap adalah sejenis plastik Pembungkus yang biasanya berwarna hitam atau transparan yang memiliki bola bola yang berisi udara di dalamnya yang berguna untuk mengamati benda benda yang rawan pecah agar tetap aman saat pengiriman. Di satu sisi bubble merupakan solusi yang bagus untuk membantu para penjual online menjual barang barangnya agar tetap aman hingga ke pembeli, namun disisi lain hal ini juga menambah permasalahan lingkungan. Dikarenakan plastik yang susah terurai dikhawatirkan akan menyebabkan pencemaran tanah dan penumpukan sampah yang akan berdampak negatif pada lingkungan. Semakin meningkatnya minat masyarakat untuk berbelanja online maka semakin banyak pula limbah sampah plastik yang dihasilkan dari aktivitas tersebut.

Teori Kritik Tentang Lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun