Mohon tunggu...
ILYAS ABDULMAJID
ILYAS ABDULMAJID Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Book

Membangun Karakter Demokratis pada Anak Sejak Dini melalui Pendidikan Kewarganegaraan

30 Desember 2024   21:23 Diperbarui: 31 Desember 2024   13:43 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik


Membangun Karakter Demokratis pada Anak Sejak Dini melalui Pendidikan KewarganegaraanOleh:Ilyas Abdul Majid(Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar)
PENDAHULUANPendidikan memiliki peran fundamental dalam membentuk karakter dan kepribadian individu. Di era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat, pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk menanamkan karakter positif, termasuk karakter demokratis. Pentingnya membangun karakter demokratis pada anak sejak usia dini tidak dapat diabaikan, mengingat mereka merupakan generasi penerus bangsa yang akan menghadapi berbagai tantangan sosial di masa depan. Salah satu pendekatan yang efektif untuk mencapai tujuan ini adalah melalui pendidikan kewarganegaraan, khususnya di tingkat Sekolah Dasar (SD).Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk memberikan pemahaman, sikap, dan keterampilan kepada siswa agar dapat menjadi warga negara yang baik. Pendidikan ini tidak hanya membahas hak dan kewajiban sebagai warga negara, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai demokrasi seperti toleransi, keadilan, dan partisipasi. Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan dapat menjadi sarana strategis dalam membentuk karakter demokratis pada anak. 

PEMBAHASAN Pentingnya Membangun Karakter DemokratisKarakter demokratis melibatkan sikap saling menghormati, menghargai perbedaan, dan berkontribusi aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Menanamkan karakter ini sejak dini sangatlah penting karena anak-anak dengan karakter demokratis lebih terbuka terhadap perbedaan, mampu berkomunikasi dengan baik, dan memiliki empati terhadap sesama. Mereka juga lebih mampu menghadapi konflik dengan pendekatan yang konstruktif dan mencari solusi yang adil.Dalam konteks Indonesia yang kaya akan keberagaman suku, agama, dan budaya, karakter demokratis sangat diperlukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Melalui pendidikan kewarganegaraan, anak-anak dapat memahami pentingnya hidup rukun dan toleran di tengah keberagaman. Dengan memahami nilai-nilai demokrasi, mereka akan lebih siap untuk menghormati perbedaan dan menciptakan lingkungan sosial yang harmonis.Strategi Membentuk Karakter Demokratis Melalui Pendidikan Kewarganegaraan1.Diskusi Sebagai Metode PembelajaranMetode diskusi dapat menjadi cara yang efektif dalam pendidikan kewarganegaraan. Melalui diskusi, siswa diajak untuk menyampaikan pendapat, mendengarkan pandangan orang lain, dan belajar menghargai perbedaan. Contohnya, guru dapat mengadakan diskusi mengenai isu-isu sosial seperti pentingnya menjaga lingkungan atau toleransi antaragama. Pendekatan ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang nilai-nilai demokrasi, tetapi juga melatih siswa untuk menerapkannya.2.Pengalaman Nyata dalam Kehidupan Sehari-HariSelain teori, pengalaman langsung juga diperlukan untuk membangun karakter demokratis. Anak-anak dapat dilibatkan dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, kampanye lingkungan, atau kegiatan kemanusiaan. Dengan pengalaman ini, mereka belajar arti kontribusi sosial dan melihat dampak positif dari tindakan mereka. Hal ini juga dapat meningkatkan rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain.3.Pendidikan Nilai dan EtikaPendidikan kewarganegaraan perlu mencakup pembelajaran tentang nilai-nilai demokrasi seperti keadilan, kesetaraan, dan kebebasan. Anak-anak juga perlu memahami pentingnya etika dalam berinteraksi dengan orang lain, seperti bersikap jujur, menghormati pendapat, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Nilai-nilai ini membentuk fondasi bagi anak untuk menjadi warga negara yang baik.4.Peran Keluarga dan LingkunganPendidikan di sekolah perlu didukung oleh keluarga dan lingkungan. Orang tua memiliki peran penting dalam mencontohkan perilaku demokratis, seperti menghargai pendapat anak dan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan. Lingkungan yang inklusif juga memperkuat pendidikan karakter demokratis yang diajarkan di sekolah. Penerapan Karakter Demokratis di SekolahBeberapa cara menumbuhkan karakter demokratis dalam aktivitas sekolah, antara lain:•Kegiatan Pemilihan Ketua Kelas: Kegiatan ini mengajarkan siswa tentang demokrasi melalui proses pencalonan, kampanye, dan pemungutan suara.•Diskusi Kelas tentang Isu Sosial: Guru dapat memfasilitasi diskusi tentang permasalahan sosial seperti perundungan atau pelestarian lingkungan.•Kegiatan Kelompok yang Inklusif: Melibatkan siswa dari berbagai latar belakang dalam kerja sama kelompok dapat mengajarkan penghargaan terhadap kontribusi setiap individu.•Menghargai Perbedaan di Sekolah: Sekolah dapat mengadakan acara budaya untuk mengenalkan dan menghormati perbedaan antar siswa.
Tantangan dalam Membentuk Karakter Demokratis pada Anak1.Beragam Latar Belakang SiswaSetiap siswa memiliki latar belakang keluarga, budaya, dan sosial yang berbeda, yang memengaruhi pemahaman dan penerapan nilai-nilai demokrasi. Sebagai contoh, ada siswa yang mungkin tumbuh di lingkungan yang kurang mendorong dialog terbuka atau penghormatan terhadap perbedaan.2.Minimnya Sumber Daya dan FasilitasBeberapa sekolah, terutama di daerah terpencil, sering menghadapi kendala fasilitas, seperti kurangnya buku, alat bantu pembelajaran, atau pelatihan bagi guru. Hal ini dapat membatasi efektivitas pendidikan karakter demokratis.3.Pengaruh Lingkungan di Luar SekolahLingkungan luar, seperti keluarga atau teman sebaya, sangat memengaruhi pembentukan karakter anak. Jika lingkungan ini tidak mendukung nilai-nilai demokrasi, usaha sekolah dalam menanamkan karakter tersebut dapat terganggu.
Solusi Mengatasi Tantangan1.Pengembangan Kemampuan GuruPemerintah dan sekolah perlu mengadakan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman guru tentang metode pembelajaran yang efektif dalam menanamkan karakter demokratis. Pelatihan ini bisa mencakup strategi seperti pembelajaran berbasis diskusi, studi kasus, dan aktivitas praktis yang mendukung.2.Memanfaatkan Teknologi dan Sumber Daya LokalDi sekolah dengan fasilitas terbatas, guru dapat menggunakan teknologi sederhana atau sumber daya lokal, seperti cerita rakyat yang mengandung pesan tentang toleransi dan kerja sama, untuk mengajarkan nilai-nilai demokrasi.3.Pendekatan yang Berpusat pada SiswaGuru perlu memahami karakteristik masing-masing siswa dan menggunakan pendekatan yang sesuai. Siswa yang cenderung sulit berkomunikasi dapat diajak berdiskusi dalam kelompok kecil atau secara individu untuk membangun kepercayaan diri mereka.4.Kerja Sama dengan Orang Tua dan KomunitasAgar pembelajaran nilai-nilai demokrasi juga diterapkan di rumah dan lingkungan sekitar, sekolah perlu bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat. Kegiatan seperti workshop atau diskusi bersama orang tua dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung karakter demokratis anak.
KesimpulanMengembangkan karakter demokratis pada anak melalui pendidikan kewarganegaraan adalah langkah penting untuk menciptakan generasi yang menghargai perbedaan, berpartisipasi aktif, dan menyelesaikan konflik secara konstruktif. Dengan strategi pembelajaran yang tepat, dukungan keluarga, dan lingkungan yang inklusif, anak-anak dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi bekal bagi mereka untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab di masa depan.
REFERENSIMulyana, A. (2018). Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun Karakter Demokratis pada Anak. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 3(1), 45-58.Sari, R. (2020). Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membangun Karakter Anak. Jurnal Ilmu Pendidikan, 26(2), 123-130.Supriyadi, D. (2019). Strategi Pembelajaran Kewarganegaraan untuk Membangun Karakter Demokratis. Jurnal Pendidikan Dasar, 4(1), 67-75.Nasution, S. (2017). Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 5(3), 201-210.Hidayati, N. (2021). Pendidikan Kewarganegaraan dan Toleransi di Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Sosial, 8(2), 89-97.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun