Ini memang hasil survey yang kebetulan baru aja saya baca. Dari media Telegraph Inggris, bulan July 2011 lalu, dan surveynya juga dilakukan di Inggris. Ternyata di sana 50% dokter ingin kebebasan dalam menjalin hubungan yang lebih dalam dengan pasiennya. Termasuk dalam berhubungan sex. Dan dari polling yang dilakukan langsung terhadap keluarga dokter, ternyata didapat bahwa beberapa dokter memang melakukan affair dengan pasiennya.
Konon, keinginan ini adalah respon terhadap strictnya kode etik yang diberlakukan terhadap para dokter ini. Ya namanya interaksi dengan pasien bisa jadi sangat dekat, kan bisa aja pepatah jawa berlaku: witing tresno jalalaran soko kulino, alias cinta datang karena seringnya berinteraksi. Jadi, untuk mengakali strictnya kode etik itu, dokter yang terlibat cinta dengan pasiennya akan meminta pasien tersebut mencari dokter lain dulu. Setelah itu, baru deh berhubungan lagi.
Gimana kalo di Indonesia ya? Kalo disini belon pernah ada sih kayaknya survey seperti itu. Tetapi kalau dilihat selintas, gimana mo ada feeling, la wong kalo konsultasi aja bisa bentar banget. Apalagi kalau dokternya terkenal, ampiun deh, yang antri bisa banyak banget. Saking banyaknya, bisa aja  barengan konsultasi sama pasien lain di satu ruangan. Bener bener gak ada privasinya.
Jadi, kayaknya kalo di Indonesia jarang ada kali. Atau malah sering? Romansa dengan pasien? Di klinik klinik yang gak gitu ramai? Apalagi kode etik kedokteran di Indonesia kan hampir jarang ada yang mengawasi? Wah, gak tahu deh. Belon ada survey ilmiahnya sih.
Yang jelas, temenku sih pernah kejadian. Suami istri konsultasi ke dokter, eh malah suaminya kecantol sama dokternya. Dan dokter tersebut, yang kebetulan janda, menyambut hangat cowok ini. Suami tersebut lalu meninggalkan istrinya untuk menikah dengan dokter tersebut. Kasian banget deh, karena mereka masih punya 2 orang anak kecil.
Saya gak tahu, apakah ada sanksi secara kode etik kedokteran untuk hal hal seperti ini di Indonesia? Atau dianggap cuma masalah pribadi aja? Soal keteguhan hati dokter dalam menjaga nilai nilai interaksi antar manusia? Ya, mungkin akhirnya kembali ke soal keteguhan moral dokternya secara pribadi kali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H