Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tekanan AS di Vietnam Soal Pelarangan Iklan Susu Formula

7 Agustus 2012   05:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:09 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih soal Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif nih dan kaitannya dengan pemasaran agresif susu formula (sufor). Tetapi ini mengenai kasus yang menarik di Vietnam.

Ternyata Vietnam melangkah lebih jauh dari Indonesia soal pelarangan iklan sufor. Di parlemen, sekarang sedang diajukan rancangan regulasi yang melarang iklan sufor untuk bayi dari 0-2 tahun. Wah, mirip anjuran untuk menyusui ASI ya. Kan di AlQuran dianjurkan menyusui bayi itu hingga 2 tahun.

Sementara di Indonesia, pelarangan iklan hanya bagi sufor 0-6 bulan. Itupun celahnya masih banyak. La wong sufor yang diatas 6 bulan, brand nya sama kok. Jadinya aja, branding produk tetap gencar dilakukan, yang sama dengan sufor untuk 0-6 bulan. Belum lagi, PP ASI terbaru Indonesia pun masih memungkinkan 'main mata' dengan produsen sufor. Uffh!

Kembali ke Vietnam, ketika sedang pembahasan rancangan ini, datanglah surat dari kedutaan besar Amerika Serikat. Surat itu bukan hanya ditujukan kepada parlemen, tetapi juga kepada 3 menteri Vietnam yang terkait. Isi suratnya, ya ancaman mengenai pengajuan regulasi ini. Ancaman itu antara lain menunjukkan bahwa peraturan ini akan membawa dampak yang negatif bagi hubungan bisnis mereka disini.

Tetapi rancangan regulasi ini, yang didukung oleh studi yang intensif dari Vietnam's Institute of Legislative Studies menyatakan bahwa perlindungan bagi ASI akan menjamin bayi memperoleh nutrisi terbaik dari jam pertama kehidupannya hingga usia 2 tahun.

Kemudian, selain ASI ekslusif yang memang mantap gizinya, ternyata nilai ekonomis dari ASI ini bisa mengurangi biaya kesehatan di Vietnam hingga US$10 juta per tahun.

Selain itu, ibu yang mempunyai ASI tetapi tidak menyusui bayinya, maka bisa mempertinggi resiko kanker payudara, dan penyakit keperempuanan lainnya. La kan kalo ASI tidak diberi ke bayi, payudara bisa bengkak yang katanya juga sakit sekali, sehingga ASI ini tetap harus 'dibuang'.

Sedangkan Indonesia? Masih inget beberapa tahun yang lalu, dapet bocoran dari seseorang yang menyatakan bahwa bahkan posisi resmi pemerintah Indonesia (yang diwakili oleh BPOM?) di CODEX mengenai kode etik pemasaran susu formula pun didikte oleh sebuah perusaan sufor TNC yang amat besar di Indonesia. Bahkan hingga ke titik, komanya pun sama!

Indonesia, apalagi yang belum tergadai? Bahkan ketika ASI yang menjadi 'milik' pribadi perempuan dan hak mendasar bayi (sebagai makhluk terlemah) bisa bisanya dikooptasi oleh keserakahan produsen susu formula (asing pula), secara sistematis, melalui 'restu' tersembuyi regulasi pemerintah?

Ya Sudah, Salam Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun