Baru saja membaca tulisan pak Masykur soal klaim yang menunjukkan bahwa Al Sisi dan Assad sebagai penjagal tersadis abad ini. Hal ini mengherankan, karena pertama, apa yang terjadi di kedua negara ini konteksnya berbeda.
Kedua, penyebutan abad ini juga aneh, karena jika kurun yang dimaksud adalah dari tahun 2000 - 2100, maka tahun 2013 ini, seperempat abad saja belum. Jadi kalau penyebutan kata-kata abad, biasanya setelah setengah abad berlalu atau menjelang berakhirnya satu abad, barulah bisa dievaluasi apa yang terjadi di dunia ini.
Ketiga, jika ingin melabel seseorang dengan gelaran yang sadis seperti itu, tentu yang dibutuhkan adalah data. Datanya darimana. Bukan saja informasi dari pihak oposisi yang biasanya memang membesar-besarkan korban, tetapi bisa jadi dari pihak yang relatif independen dari kedua belah pihak (walaupun sulit).
Jadi, jika yang dimaksud adalah penjagal terkejam dari tahun 2000 hingga 2013 ini, maka Taliban adalah yang tersadis, karena menyerang WTC dengan korban wafat langsung sekitar 3000 orang dalam sehari pada tanggal 11 September 2001. Selain itu, sekarang mereka juga masih melakukan teror di sejumlah negara seperti Pakistan (termasuk penembakan Malala), Afganistan, Irak dan Yaman.
Dan penteror Taliban memasuki perang Syiria dalam bentuk pemberontak Front Al Nushra, yang baru lalu membantai 450 orang dalam sehari, membunuh pastor, mengeksekusi mati pemimpin FSA (jadi sesama pemberontak sekarang saling bunuh), dan memakan jantung tentara pemerintah Syiria yang mati, membunuh mufti suni Syiria.
Selain Taliban, invansi AS ke Afganistan (2002) dan Irak (2003)Â juga memakan korban sipil yang tidak sedikit. Bahkan invansi ke Irak dengan alasan tuduhan Irak memiliki senjata kimia pemusnah masal tidak terbukti hingga kini.
Dari kedua negara ini, korban sipil akibat perang langsung mencapai 200.000 orang, belum lagi konflik horizontal ikutannya yang memakan korban hingga 49.000 (Pakistan), dan ratusan ribu di Irak & Afghanistan. Saya menyebut invansi AS, karena sebelum invansi AS ini, konflik horizontal hampir bisa diredam.
Selain korban sipil, korban tentara yang meninggal diantaranya: AL Qaida/Taliban mencapai 20.000 orang, tentara Saddam, 6500 orang, tentara AS mencapai 6668 orang. Sedangkan untuk meredam konflik sekarang, tentara pemerintah Irak yang menjadi korban meninggal 5 kali lipat dibanding tentara AS, jadi 30.000 orang?
Selain korban yang wafat itu, jutaan rakyat Irak, Afganistan masih hidup dalam ketakutan akibat teror, kemudian juga akibat ikutan berupa bayi-bayi yang lahir cacat, karena radiasi senjata atau bahan kimia senapan dan bom yang semakin canggih itu.
Jangankan masyarakat sipil, bahkan tentara AS saja banyak yang stress berat akibat perang ini, dengan angka yang bunuh diri setiap tahun berkisar 300 orang. Sementara yang mengalami stress berat paska perang sekitar 130.000 orang (PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder). Sedangkan tentara AS yang mengalami cedera otak akibat bom (Traumatic Brain Injury) sebanyak 253.330 orang.
Perang bagaimanapun mengerikan. Bukan saja dampak sekarang, tetapi juga bagi generasi anak-anak yang traumatik, cacat, maupun kondisi sosial ekonomi yang hancur lebur. Tak ada senyum disana.