Ibu mertua saya ketika puasa lalu bilang, nyeri sendinya sudah jauh berkurang sakitnya sekarang. Itu karena tetangganya menyarankan konsumsi kolang-kaling secara rutin. Walau konsumsinya baru pas puasa aja, ternyata khasiatnya sudah beliau rasakan. Sendi-sendinya sudah enakan, katanya.
Nah, ndilalahnya lagi puasa, kolang-kaling kan berlimpah tuh. Gampang mencarinya dimana-mana. Dibuat manisan atau minuman segar ketika buka puasa. Apalagi jika lebaran, rasanya salah satu suguhan tradisional adalah manisan kolang-kaling. Tetapi kalau di luar puasa, susah banget loh mencari kolang-kaling ini.
Padahal khasiat kolang-kaling bagi kesehatan sangat bagus sekali. Kolang-kaling mengandung 52,9% karbohidrat, pada umumnya berbentuk polisakarida galaktomanan. Galaktomanan ini sudah banyak digunakan sebagai pengental, stabilizer emulsi, aditif pada industri pangan dan obat-obatan (Reid & Edwards, Mikkonen, 2009). Galaktoman juga diketahui memiliki sifat antioksidan (Sun,et al, 2010).
Lebih menarik lagi, ternyata 5 mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang terdiri dari 3 mahasiswa Fakultas Teknologi Pangan (TP) dan 2 mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) juga telah melakukan penelitian khasiat kolang-kaling bagi terapi nyeri sendi, osteoarthritis (OA). Biasanya terapi OA menggunakan berbagai macam obat yang bisa berefek samping toksik ke ginjal, hati, usus, dan bagian tubuh lainnya. Untuk memberikan alternatif penyembuhan alamiah, kelima mahasiswa inipun melakukan percobaan untuk membuktikan khasiat kolang-kaling, dengan menggunakan tikus percobaan.
Ternyata hasilnya menunjukkan bahwa galaktomanan pada kolang-kaling memang berkhasiat sebagai analgesik dan anti-inflamasi bagi OA. Hasilnya cukup signifikan dibandingkan dengan kontrol dan obat Na-Diklofenak. Tim ini juga berhasil menunjukkan bahwa galaktoman pada kolang-kaling juga berkhasiat mengatasi edema (bengkak) pada kaki.
Jadi, karena ketika saya melihat data Riskesda (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013, sendi menempati prevalensi penyakit tidak menular tertinggi no.2 di Indonesia (24,7%), maka diharapkan promosi kesehatan untuk mengatasi penyakit ini juga serius dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan kolang-kaling, tanaman yang biasanya terbiar begitu saja di banyak tempat di desa-desa. Harganya bagus hanya di saat menjelang puasa dan lebaran doank. Setelah itu, buah-buahnya akan dibiarkan jatuh oleh petani, dan paling tidak jadi makanan musang deh.
Oh iya, selain bisa mengatasi nyeri sendi, kolang-kaling juga mengandung kalsium yang cukup tinggi, 91 mg/100 g, sehingga juga mampu menguatkan tulang. Kandungan seratnya juga sangat baik, sehingga bisa untuk pangan orang yang lagi diet.
Mengenai pohon kolang-kalingnya sendiri, yaitu pohon aren, ada studi yang sangat menarik mengenai potensi ekonomi dari tanaman aren ini bagi masyarakat pedesaaan. Karena dari akar, batang, hingga air arennya (untuk bikin gula aren), bisa dimanfaatkan secara ekonomi. Semoga bisa dikembangkan lagi dengan lebih baik oleh pemerintahan desa, yang sekarang dapat dananya cukup besar per-desa dari pemerintah pusat. Sehingga bisa membantu peningkatan pendapatan masyarakat desanya.
Ya sudah gitu aja, Salam Kompasiana!
Â
Â