[caption id="attachment_407630" align="aligncenter" width="600" caption="Aneka Jamu (kompas.com)"][/caption]
Khasiat beberapa tanaman obat yang diracik jadi jamu memang sudah tidak diragukan lagi. Sudah menjadi bagian budaya pula konsumsi jamu secara rutin untuk menjaga kesehatan fisik dan kecantikan.
Seperti kunyit, merupakan anti bakteri, antivirus, juga bisa mencegah kanker. Temulawak untuk mencegah hepatitis, dan beberapa kasus sebagai obat terapis menyembuhkan sirosis, kanker hati. Temulawak juga berkhasiat mengatasi kembung, radang sendi karena bersifat anti inflamasi.
Kemudian jahe, yang bersifat menghangatkan badan. Kalau flu, saya mending minum ini terus bobo istirahat deh. Langsung cepet pulih. Yups, banyak sekali tanaman obat Indonesia yang berkhasiat mencegah dan mengatasi penyakit. Tetapi ada 5 hal yang harus kita perhatikan dalam mengkonsumsi jamu, yaitu:
1. Jangan konsumsi jamu dengan bahan yang sama terus menerus dalam jangka waktu terlalu lama. Kecuali untuk terapi penyakit tertentu, karena kekuatannya bisa melawan penyakit tersebut. Tetapi jika tubuh sehat-sehat saja, dikhawatirkan dampaknya menggerus fungsi organ tubuh yang lain. Seperti ginjal, atau kalau bagi perempuan bisa 'mengeringkan' rahim(?). Kalau mau rutin, racikannya yang dibuat berbeda/bervariasi. sesekali kunyit, sesekali temulawak, sesekali kencur, jahe, dan seterusnya...
2. Ibu hamil, menyusui dan penderita ginjal juga dilarang untuk konsumsi jamu dengan kandungan tertentu (kunyit, temulawak), karena dikhawatirkan berefek samping terhadap kondisinya. Begitu juga jika dipadukan dengan obat dari dokter, harus dikonsultasikan kepada dokter, herbal atau jamu yang telah dikonsumsi.
3. Untuk jamu kemasan atau jamu gendong, pastikan jamu yang dibuat merupakan bahan asli, tanpa campuran kimiawi atau serbuk gak jelas tetapi warna kuning. Karena aneh sekali kalau jamu mengklaim bisa menghilangkan pusing, nyeri dengan segera. Untuk yang kemasan, tanda yang bisa dilihat adalah kode registrasi POM HT untuk herbal terstandar atau POM TR (tradisional). Nomer yang tertera bisa dicek di website BPOM, bener apa tidak.
4. Perhatikan dosis konsumsi harian. Jangan mentang mentang dianggap sehat, setiap haus minum jamu. Ini bedanya herbal Indonesia dengan herbal dari negara lain dimana disana riset batas konsumsi atau uji klinis, pra-klinis dibuat dengan ilmiah, sehingga takaran konsumsi jelas untuk kesehatan.
5. Nah ini juga yang perlu diperhatikan adalah kadaluarsa produk jamu. Gimanapun yang paling bagus itu bahan bakunya seger, pas diolah juga belum terlalu lama. Jangan bahan baku kelamaan disimpan di gudang yang dijadikan jamu. Kalau yang kemasan juga perhatikan tanggal kadaluarsa tersebut.
Yuk mari sukseskan herbal Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri. Pemerintah juga diharapkan dapat meningkatkan pembinaan, sehingga kualitasnya makin terjamin, dan khasiatnya bagi kesehatan makin ok.
Ya sudah gitu aja, Salam hidup sehat, Salam Kompasiana!