[caption id="attachment_192252" align="aligncenter" width="614" caption="Pahatan Ramses II, ada 4. Foto by Muassis"][/caption] Beberapa hari yang lalu, kami sengaja datang ke Aswan, ingin liat patung Ramses II. Walaupun datang salah musim, karena pas musim puanass banget, tetapi alhamdulillah, beberapa hari disini, matahari malah bersembunyi di balik awan. Jadi rada adem, walaupun suhu mencapai 45 derjat! Tempat yang kami kunjungi bernama Abu Simbel, sebuah lokasi suku Nubia di Aswan, yang berbatasan dengan Sudan. Di tempat inilah seorang ilmuwan Swiss, Johann Ludwig Burckhardt (nama muslimnya: Ibrahim Ibn Abdallah) menemukan salah satu situs paling menakjubkan di dunia, yaitu kuil Ramses II dengan patung dirinya yang dipahat sedemikian besarnya. [caption id="attachment_192254" align="aligncenter" width="614" caption="Pintu masuk kuil. Foto by Muassis"]
[/caption] Situs ini sempat terancam tenggelam ketika Nasser membuat bendungan raksasa di Aswan, tetapi kemudian pada tahun 1963 situs ini diselamatkan, dipindahkan satu persatu ke tepian sungai Nil. Dana pemindahan ini, selain dari
Mesir sendiri juga mendapatkan bantuan dari Perancis dan Inggris, dengan kompensasi, beberapa bagian situs diberikan kepada negara Perancis dan Inggris tersebut. Jadi, yang kita liat disini, sudah persis sama dengan yang bangunan kuil yang nyaris tenggelam tersebut.
Siapa Ramses II? Ramses II memerintah Mesir dari tahun 1290 SM - 1224 SM. Pada masanyalah, kekuasaan Mesir meluas hingga Yerusalem, Yordania, hingga suku Nubia. Suku suku yang ditaklukkan, semuanya menjadi budak. Termasuk bangsa israel. Kejayaan yang diraih oleh Ramses II membuat dia termasuk raja terbesar (great king) Periode Dinasti ke-19
Pharaoh (Fir'aun) Mesir. Dan menilik periode kekuasaannya, pada masa dia kah, Nabi Musa diutus? Kalau dari temuan kandungan garam yang tinggi pada mumi sang Pharaoh Ramses II, kemungkinan besar, dialah yang tenggelam di Laut Merah tersebut. Kemudian, di makamnya di Valley of the King, ruang treasure (harta benda yang ikut sang Pharaoh di makam), terdapat kereta kuda yang sudah tidak utuh lagi. Kemungkinan memang hancur di laut Merah. [caption id="attachment_192255" align="aligncenter" width="410" caption="Ramses II, lebih dekat. Di sebelah kiri-kanan patung ini ada patung yang kecil banget. Itu adalah istrinya. Foto by Muassis"]
[/caption] Dan bagiku sendiri, menyaksikan patungnya yang luar biasa besar ini, merupakan bukti lainnya bahwa Sang Pharaoh memang memuja dirinya sendiri. Pembuatan patung ini merupakan perintah sang Pharaoh. Dan sekaligus 4 buah! Begitu memuja dirinya sendiri, hingga menganggap dirinya sebagai Tuhan? Apalagi di bagian dalam kuil (sayang, didalam kuil tidak boleh memfoto), terdapat patung Pharaoh ini menjadi Osiris, salah satu Dewa yang dipuja rakyat Mesir. Tetapi, selain menyaksikan kenarsisan ini, mau tidak mau, kami tetap berdecak kagum atas tingginya peradaban Mesir masa itu. Dengan patung yang nyaris sempurna dan halus profil wajah serta tubuhnya. Dengan lukisan yang indah terdapat di dalam kuil. Lukisan ini sudah seperti lukisan manusia zaman sekarang. Pun sudah berwarna warni, dengan dominan warna emas, merah, hijau, dan biru. [caption id="attachment_192258" align="aligncenter" width="614" caption="Danau Nasser, bendungan raksasa dari sungai Nil, awal lokasi Kuil Ramses II. Foto by Muassis"]
[/caption] Bahkan didalam kuil ini terdapat lukisan persembahan makanan bagi Sang Dewa, berupa roti roti dan kue seperti muffin. Nah loh, di jaman itu (1400 SM) sudah ada muffin, hehee Belum lagi, tata cahaya, dimana sinar matahari jatuh tepat ke lukisan yang menjadi sentral di kuil ini. Jadi berpendar bagus deh. Bisa ya, manusia zaman itu bikin seperti ini. Dan mereka juga sudah menggunakan logam seperti tembaga, emas, safir, rubi, granit, sebagai bahan pelengkap kebudayaannya. Serta pakaian dengan model yang unik unik, hehee sumber: buku Abu Simbel & buku Valley of the King terbitan otoritas
Egypt Ya Sudah, gitu aja. Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya