[caption id="attachment_168906" align="aligncenter" width="640" caption="Para pendukung Presiden Hosni Mubarak terlibat bentrok dengan massa demonstran di Lapangan Tahrir, kairo, Rabu (2/2/2011)./Admin (AFP Photo/Amr Ahmad)"][/caption] Petugas militer dan polisi Mesir memang sedang melakukan pengadilan kepada orang orang asing yang diduga ikut demo ataupun memberikan bantuan kepada para pendemo di Mesir, baik di Tahrir, Iskandariah, Giza dan kota kota lainnya. Diantaranya terdapat 19 orang warga negara amerika serikat, 2 orang warga jerman, 5 orang serbia, dan puluhan warga asing non mesir lainnya (sumber: www.egyptindependent.com, 6 Feb'12). Menjadi orang asing di negara yang baru revolusi memang rawan. Sebisa bisanya jangan ikutan berpolitik deh. Jangan ikutan demo. Atau bahkan jangan ngider di area demonstrasi. Walaupun sekedar ngambil foto. Bisa bisa ditangkap. Kalau sekedar bikin ulasan kayak aku gini gak papa kali. Kan mereka gak ngerti bahasa indonesia, hehe. Apalagi cuma ulasan amatiran gini. Pada awalnya kesini (Mei 2011) lalu, aku sempet terpancing pengen ikutan gerakan mereka. Tadinya fokus orang Mesir setelah revolusi menurunkan Mubarak adalah ....Israel! Ya, Israel. Energi setelah revolusi ternyata masih mengebu gebu. Ketika itu ada ajakan melalui sosial media facebook berjudul  Jutaan Bersama menuju Gaza. Lha, karena pengen liat pengungsi Palestina disana, aku bilang ma suami pengen ikutan. Ya gak boleh, hihi. Apalagi paspor masih kena yang 'turis', bukan 'resident'. Terus, demo mereka di awal setelah revolusi juga sasarannya Israel mulu. Mei - Juli 2011 itu, adalah gencar gencarnya demo menentang Israel. Kemudian mereka juga menyerang kedutaan Israel, menyobek benderanya dan mengganti benderanya dengan bendera Mesir. Serangan ini mengakibatkan duta besar Israel balik ke negaranya. Ini terjadi gara gara 5 orang polisi perbatasan Mesir ditembak mati oleh Israel. Dan soal lawan dengan Israel ini, aku jadi inget seorang pemuda Mesir temen suami, dia bilang bahwa dia dan orang orang Mesir lainnya memang 'mencari' perang dengan Israel. Sudah gregetan, katanya. Ketegangan hubungan Mesir - Israel ini memang tidak berlangsung lama. Karena setelah itu, terjadi konflik horizontal sesama orang Mesir sendiri. Diawali dengan dibakarnya gereja, kemudian orang orang koptik yang demo kena sasaran tembak, hingga 25 orang meninggal. Setelah itu, demonstrasi berputar 180 derjat menjadi melawan militer! Siapa yang mengalihkan ini? Padahal pemilu parlemen sudah dilaksanakan. Walaupun pemerintahan masih dipegang militer, tetapi militer berjanji untuk mengadakan pemilu presiden bulan Juni 2012. Dan berjanji teguh, berkomitmen, setelah tanggal 31 Juni 2012 mereka akan mundur total dari pemerintahan Mesir, kembali ke barak. Tetapi demo di Tahrir tetap menjadi jadi. Menuntut militer sekarang juga mengalihkan ke sipil. Lha wong sudah ada waktunya, gimana caranya ujuk ujuk pengalihan. Emang kepada siapa? Hingga sekarang kerusuhan memang belum reda. Terus menerus memakan korban yang meninggal. Termasuk 73 orang yang meninggal di Port Said akibat kerusuhan bola baru baru lalu. Padahal sebelum kerusuhan bola tersebut, kondisi Mesir sudah rada tenang. Yah, dibikin lagi deh kerusuhan yang berbuntut demo semakin marak di Tahrir dan kota kota lainnya. Konflik, clash, sesama wong Mesir. Kalau beberapa bulan sebelum pemilu, demo di Tahrir rasanya tidak berpengaruh ke area lain di Kairo. Sekarang sudah mulai terasa. Beberapa jalan mulai ditutup. Malam-malam, jalanan terasa begitu sepi. Dan pemeriksaan semakin intensif. Bahkan, tanggal 11 Februari 2012 ini katanya bakal kerusuhan! Karena akan dikerahkan demo besar besaran memperingati turunnya Mubarak setahun yang lalu. Mudah mudahan tidak terjadi apa apa. Jadi inget doa Nabi ke negeri asing; Ya Allah, berilah kami kebaikan dari negeri asing (Mesir) ini, kebaikan dari penduduknya dan kebaikan dari apa apa yang terdapat di dalamnya....dan lindungilah kami dari kejahatan negeri ini, kejahatan dari penduduknya dan kejahatan dari apa apa yang terdapat didalamnya....amiin.. Ya sudah, Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H