Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Loh Kok Bisa Bule (WNA) jadi Dewan Direksi BUMN Garuda?

11 September 2014   22:01 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:58 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Hari ini saya mengikutin rapat di Kemenhub mengenai peraturan pentarifan di penerbangan Indonesia. Pas datang, peserta rapat yang lain kebanyakan dari airline. Salah satunya ada yang bule. Tadinya saya pikir mesti dia kerja disalah satu airline asing yang sudah beroperasi di Indonesia.

Gak masalah sih. Pas si bapak dari Kemenhub dah selesai presentasi, saya langsung cepat unjuk tangan, hehee. Nanya, walaupun selama beliau maparin itu aku nulis di Kompasiana, hihii.  Kan katanya cewe emang multitasking, jadi apa-apa bisa disambi...*sst contoh gak baik, jangan diikutin...:D

Ketika dah selesai nanya, satu persatu airline ngasih masukan. Yang dari Inaca (Indonesian National Air Carriers Association) protes, katanya mo judicial review peraturan ini. Dia maunya pasar bebas. Lah kalau pasar bebas, bisa makin ambruk airline lokal. La wong yang low cost sekarang gila-gilaan ekspansinya.

Terus si bapak yang bule nanya. Dia dari Garuda. Langsung aku kek disamber gledek! ..#lebay.com. Saya tanya ke orang sebelah saya dari Kemenhub. Loh, bukannya Garuda BUMN? Kok bisa ada orang asing ada di Garuda? Sebagai apa? Konsultankah?

Si bapak itu bilang, orang bule itu Dirutnya Garuda! Lebih kaget lagi. Kok bisa? Tetapi ternyata bapak dari Kemenhub itu salah. Saya cari  di mbah Google, ternyata bule itu Frederick  Johannes Mejer (Erik Mejer), WNA asing warga negara Belanda, dan bukan Dirut. Tetapi masuk sebagai Dewan Direksi Garuda sebagai Direktur Pemasaran dan Penjualan Garuda. Bapak Kemenhub itu bilang lagi, masa gak kenal? Itu suaminya Maudi, artis itu loh. Lah,  mana gw tau lah.

Langsung saya bilang ke si bapak Kemenhub, tau gak pak, selama ini saya bela-belain naik Garuda kemana-mana karena rasa nasionalisme saya. Sebagai BUMN tentu Garuda kontribusi ke negara. Tetapi kalau orang asing bisa kerja di sini dalam posisi strategis, saya langsung ilfil pake Garuda lagi. Kata bapak Kemenhub,  ini bukan salah kita, urusan Dewan Direksi  itu urusannya BUMN.

Lagian, benarkah keberadaannya meningkatkan pendapatan Garuda? EM masuk sejak awal tahun 2013, dan laporan keuangan Garuda tahun 2013 keuntungan anjlok dari Rp 1,1 Trilyun (2012) menjadi Rp 112 M. Belum lagi Citilink, low cost Garuda yang merugi.

Mengingat BUMN saja warga negara asing bisa bekerja, gimana di perusahaan lain? Saya jadi inget bertemu seorang ibu yang curcol kerja di perbankan, tetapi hanya sebagai 'kroco' saja. Atasannya asing semua, dari Philipina, Thai, Malaysia dan Singapura. Duh, saya miris banget dengerinnya.

Dia emang kerja di perbankan asing yang beroperasi di Indonesia. Tetapi tentu persyaratan negara ini jika beroperasi di Indonesia seharusnya tenaga kerjanya warga negara indoensia? Biar perusahaan itu punya nilai tambah ke Indonesia?Apalagi duit nasabah yang dia kumpulkan kan duit rakyat Indonesia?

Bangsa ini, dengan 250 juta penduduknya, gimana dengan daya saingnya? Atau pemerintah memang tidak peduli? Kran tenaga kerja asing dibuka sebesar-besarnya masuk kesini? Padahal puluhan ribu sarjana baru lulus banyak yang masih menganggur.

Ya sudah, gitu aja. Salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun