Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Iklan Andalan Ibas & PD ternyata JKN yang Belum Seumur Jagung

26 Februari 2014   03:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:28 2115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Baru beberapa hari lalu melihat iklan Partai Demokrat di TV. Iklan yang menampilkan Ibas, dan tokoh-tokoh Partai Demokrat ini menunjukkan keberhasilan program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) bagi masyarakat. Di iklan tersebut tampak pasangan tua yang habis berobat dan mengucapkan terima kasih kepada SBY dan PD.

Padahal kalau ditinjau, program JKN ini baru dilaksanakan per Januari 2014. Jadi belum seumur jagung. Sistemnya masih amburadul. Transisi dari berbagai sistem sebelumnya seperti Askes, atau jamsostek masih belum berjalan mulus. Apalagi kalau mau menggabungkan antara asuransi swasta dengan JKN, masih banyak yang bingung.

Jangan sampai pula ini jadi blunder. Masyarakat merasa cakupan pelayanan tidak memadai, sementara ujung tombak pelayanan juga masih sangat kurang dari segi sebaran dokter, tenaga kesehatan, puskesmas, RSUD, hingga rumah sakit rujukan lanjutnya. Apalagi ada isu, karena mengcover seluruh rakyat Indonesia, yang pola hidupnya masih jauh dari sehat, alokasi anggaran bisa jebol.

Sayang yah, jadi Presiden dan partai penguasa selama 10 tahun, yang diandelin kok ya yang masih seumur jagung. Harusnya kan yang dibanggain itu sudah membangun apa, gitu, hehee. Eh ada gak ya. Atau soal pendidikan, kalo ini apa pula yang dibanggakan? Hasil test PISA? Infrastruktur amburadul dimana-mana. Pantura saja tetap parah, DAS tidak diurusin.

Sebenarnya yang diharapkan untuk reformasi birokrasi secara keseluruhan adalah Kemen-Pemberdayaan Aparatur Negara (PAN). Tetapi sayang, inipun melempem. Termasuk yang paling lemah adalah Kementrian Kelautan dan Perikanan, yang ternyata baru akan membuat standar untuk nilai tambah produk perikanan. Kalah jauh bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya. Kekayaan perikanan Indonesia kurang dieksplor, nasib nelayan tidak membaik.

Dan pengungkapan korupsi juga membuat semakin miris. Semakin menunjukkan bahwa korupsi  sudah berurat akar di sistem pemerintahan kita.Apalagi KPK hendak dilemahkan oleh RUU KUHAP. Semoga RUU ini dikembalikan khittahnya ke semula, dan tidak mengutak utik kewenangan KPK.

Tetapi satu sih, yang lumayan bisa dihargai dari pemerintahan SBY. Itu, masalah kebebasan pers, kebebasan berpendapat dimana-mana. Termasuk juga ngebully SBY ma ibu negara, gak ditangkap, hehee. Paling disomasi doank kan?...:D

Inilah yang lumayan berharga.  Dan namanya adalah kebebasan. Semoga Indonesia ke depan semakin baik, dengan pemimpin yang lebih baik pula.

Ya sudah, gitu saja. Salam Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun