[caption id="attachment_166151" align="aligncenter" width="410" caption="Gedung yang Dibakar Ketika Revolusi. Foto by Muassis"][/caption] Hari ini, tanggal 25 Januari, rakyat Mesir memperingati setahun revolusi mesir. Â Memang baru setahun. Dan perubahan antara sebelum dan setelah revolusi langsung terasa di berbagai segi kehidupan, terutama bagi pendatang, baik yang baru maupun yang sudah lama tinggal di mesir. Beberapa hal yang berubah itu, yang kurasakan adalah: 1. Mengurus visa. Sebelum revolusi, cukup 5 hari, visa selesai. Setelah revolusi, aku mersakan sulitnya mengurus visa. Ditolak berkali kali. Dan ketika sudah diterima, ternyata memakan waktu hingga 2 minggu baru kelar. Kata mbak yang dikedubes, prosedurnya emang jadi lama gitu. Maklum habis revolusi, katanya. Â Itu statusku visa turis. Sementara untuk visa kerja, juga mengalami kesulitan. Visa kerja yang dulunya bisa setahun, dan bisa langsung diperpanjang kalo habis, Â sekarang gak bisa lagi. Untuk mengurus visa kerja itu, kami perlu pulang dulu ke Indonesia, setelah proses yang lama dan berbelit belit, akhirnya keluar juga. Itupun hanya berlaku untuk 6 bulan, dengan posisi yang diperkirakan gak bisa diisi oleh orang mesir sendiri. Setelah itu, perpanjangannya masih memakan waktu lama. 2. Penurunan tingkat keamanan. Ya gimana gak turun tingkat keamanannya, kata temen Al Azhar, pemerintah melepas ribuan residivis untuk mengacau. Jadinya memang kerasa banget, keamanan turun. Lha kami baru sebulan di Mesir, mobil yang diparkir di pinggir jalan langsung diembat orang. Untung mobil kantor, dan diasuransi juga. Baru baru ini, petugas KBRI juga ada yang dijambret tasnya. Kemudian, beberapa bulan yang lalu, sesama TKI temen suami di kantor juga mobil dan uang diembat ma komplotan orang yang sudah menguntit mobilnya. Jadi emang kudu hati hati, apalagi kalau jalanan sepi. Kalau kata temen Al Azhar juga, dulu gak gini. Orang biasa pulang malem juga aman. Tetapi setelah revolusi, di area gammi' dan bawabat (tempat banyak mahasiswa Indonesia tinggal), suka ada yang malakin, tuuh, di tempat yang sepi. 3. Jalan Raya semakin Semrawut Ya, karena polisi sudah gak dianggap. Â Apalagi kalau diperempatan jalan, dijamin, jalannya kesumbat. Pernah polisi gak turun sama sekali ke jalan raya. Ketika itu malah orang orang Ikhwanul Muslimin jadinya yang turun ke jalan mengatur arus lalu lintas. Sukarela saja. 4. Kebebasan berpolitik; Dulu lihat situs IM, mahasiswa Indonesia ikut ditangkap. Kalau ini cerita mahasiswa Indonesia di Al Azhar. Â Mahasiswa Indonesia ada yang digeledah rumahnya, dan pada ditangkep gara gara membuka situs Ikhwanul Muslimin. Padahal yang buka malah sedang jalan jalan ke luar kota. Jadi yang ditangkep temen temen se-apartemennya. Setelah revolusi, sudah dilepas. Tetapi katanya lumayan juga disiksanya. Gitu juga pas aku nanya kuburan Hassan Al Banna dimana, temen Al Azhar bilang, wah, kalau sebelum revolusi, nyebut Al Banna bisa ditangkep! Tetapi sekarang tentu tidak lagi. Apalagi, IM malah menang pemilu hingga 47%. Dan Sekjennya sekarang yang jadi juru bicara parlemen. 5. Pariwisata anjlok. Kelihatan bahwa turis asing, sepi. Padahal parisiwata merupakan salah satu sumber devisa negara Mesir. Dan bisnis juga terpengaruh. Banyak perusahaan tutup, sehingga pengangguran juga bertambah besar. Ya gitulah, namanya juga lagi masa transisi. Semoga ke depan semakin baik, sejahtera, dan aman. Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H