Apalagi menjelang Lebaran. Berkendaraan di Jakarta harus sangat berhati-hati. Ranjau paku mengintai di mana-mana. Buktinya? Kami juga kena kemarin, hehe. Ban mobil kempes, dan ternyata kena paku. Kejahatan ranjau paku memang aneh. Paku yang disebar semakin banyak di jalanan Jakarta, tetapi pelaku nyaris gak pernah tertangkap.Â
Padahal kejahatan ini bisa dikenakan penjara hingga 9 tahun karena mengganggu keselamatan berlalu lintas. Dan di Jakarta berdasarkan Perda No. 8 tahun 2007 juga bisa dianggap mengganggu ketertiban umum. Walaupun sekarang sudah muncul komunitas pengumpul paku, seperti Saber (Sapu Bersih), tetapi intensitas paku yang disebar tetap semakin banyak. Para pengumpul paku ini malah banyak yang terkena risiko, dipukulin atau nyaris ditabrak oleh orang tidak dikenal, ditengarai oleh pihak yang kepentingannya terganggu oleh para pengumpul paku ini.Â
Siapa yang diuntungkan oleh ban kempes? Ya tukang tambal banlah. Tetapi kan tidak bisa langsung menuduh, karena tidak semua tukang tambal ban melakukan modus seperti itu. Makanya dibutuhkan pengawasan yang intens siapa yang menyebar ranjau paku tersebut. Untuk daerah sekelas Jakarta, sudah saatnya memasang CCTV di jalanan sehingga keamanan jalanan Jakarta bisa selalu terpantau. Atau ada pihak kepolisian, dinas perhubungan atau satpol PP mau rutin mengawasi tindakan penyebaran ranjau paku ini. Kalau kata orang di komunitas Saber ini, biasanya paku disebar setelah hujan atau di malam hari. Jadi emang di luar jam kerja sih.Â
Ranjau paku ini bahaya banget. Faktor keselamatan berkendara yang paling penting, terutama untuk motor adalah masalah ban. Jika ban bermasalah, kejadian kecelakaan di jalanan bisa kerap terjadi. Selain pengguna motor, bagi pejalan kaki ranjau paku ini juga berbahaya sekali. Saya pernah kena soalnya, pas lagi jalan di area Tebet. Pakunya nembus ke sandal yang saya pakai, menghunjam tapak kaki saya. Langsung buru-buru di bawa ke rumah sakit, terus pakunya dicabut dan suntik tetanus. Ihh, ngeri banget deh pokoknya. Bahaya sekali.Â
Di samping faktor keamanan, ranjau paku juga menyangkut faktor kenyamanan. Bayangkan, seorang anggota komunitas Saber memutuskan bergabung karena nyaris setiap hari ban motornya kena paku. Berapa biaya yang dikeluarkan dan waktu yang diberikan untuk mengurus ban yang selalu bocor itu? Apalagi bagi yang mengandalkan nafkahnya dari motor yang dikendarai, seperti para tukang ojek online maupun offline.Â
Semoga pihak otoritas kompeten bisa sungguh-sungguh mengawasi tindakan penyebaran ranjau paku ini dan menangkap para pelakunya.Â
Ya sudah gitu aja. Salam Kompasiana!
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H