Beberapa hari ini, terdapat diskusi di FB dan milist soal makam Nabi SAW yang hendak digusur. Benarkah hal ini? Tadinya simpang siur. Ada yang bilang beneran, ada yang membantah, termasuk seorang ulama Indonesia, KH Amidhan yang menyatakan bahwa tidak mungkin KSA berani menghancurkan makam Nabi. Apa mau menghadapi protes umat islam sedunia? Begitu katanya.
Tetapi setelah ditelusuri, ternyata berita ini benar adanya. Bahkan tahun lalu, Al Jazeera dan Russia Today telah menyebutkan bahwa KSA memang mempunyai rencana menghancurkan makam Nabi tersebut. Selain itu, makam sahabat Nabi, Abu Bakar ra dan Umar bin Khattab ra juga akan dihancurkan.
Di Al jazeera dan RT, disebutkan alasan yang bikin sesek adalah hal itu dilakukan untuk mencegah pemujaan terhadap makam Nabi SAW. Sehingga lebih baik makam itu dihancurkan.
Sikap ini sungguh berlebihan, karena ziarah kubur diijinkan dalam Islam sebagai pengingat mati dan untuk mengenang kesalehan orang yang wafat tersebut, sehingga bisa mengikuti teladannya. Ziarah kubur punya nilai transenden yang hakiki, karena mengingatkan kefanaan manusia di muka bumi ini.
Apalagi terhadap Nabi Muhammad SAW. Di agama apapun, peninggalan pendiri agama akan dirawat dan dijaga dengan sungguh sungguh, oleh para pengikut loyal agama tersebut, sebagai bukti kecintaan. Bisa jadi juga sebagai bukti otentik eksistensi agama tersebut.
Tetapi mengapa disini justru tidak dirawat sebagai bukti kecintaan? Malah hendak dihancurkan? Dan diganti dengan bangunan modern yang bernilai jutaan dollar, tetapi justru 'terasa' sangat materialistis?
Sebenarnya penghancuran makam Nabi SAW sudah akan dilakukan sejak Wahabi berkuasa, tahun 1920-an. Adalah utusan khusus ulama NU dari Indonesia mendatangi sang raja dan memohon agar makam itu tidak dihancurkan. Lobby ini berhasil, sehingga makam tidak jadi digusur. Dan sepulangnya dari Saudi, ulama yang mendatangi raja tersbeut mendirikan organisasi NU. Salah satunya ya KH Hasyim Asya'ri itu, kakeknya Gus Dur.
Tetapi kini, bagaimana sikap ulama NU mengenai hal ini? Mendiamkan?
Aku juga gak bisa buat apa apa. Cuman mendoakan dan ikutan petisi ini untuk mendukung secara moral.
Gitu aja. Salam damai....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H