Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Baca Qur'an Terindah Sedunia? Kalau Gak Orang Iran Ya Indonesia!

17 Juni 2011   08:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:26 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ya gitulah kira-kira perbicangan antara Diego Buentel (siapa sih namanya, rada lupa), host acara di NGC, 'Don't  Tell My Mother' yang charming itu dengan mullah juri kejuaran internasional MTQ  (lomba baca Alqur'an) di Teheran, Iran. Sayang, setelah menjadi finalis, peserta dari Indonesia kalah sama peserta dari Iran. Ya, namanya juga 'ngalah' ma tuan rumah, he he...Oh iya, di acara ini, kehidupan masyarakat Iran yang humanis, lucu, unik dan menyenangkan pun terekspose. Maklum, selama ini kalo baca berita kan seolah kehidupan di iran rada gimana gitu....

Kembali ke soal baca Qur'an, orang Indonesia kalau baca Quran emang bagus banget. Soalnya di pesantren, belajar bahasa Arabnya beneran susah. Huruf hijaiyah aja dipelajari bisa sampe 6 bulan penuh. Itupun kalo bisa faseh. Kalo gak ya bisa sampe 2 taun loh! He he, ini berdasarkan informasi dari santri yang kini jadi mahasiswa Al Azhar, Imam, yang sekarang ngajarin kami tafsir. Dia sendiri kalau baca Qur'an bagus banget. Gak kalah sama Imam Mesjid di Mekkah dan Madinah (sering denger di tv di Kairo). Bacaannya menyejukkan dan indah deh. Apalagi kalau kita sampai ngerti artinya.

Kalau aku sih belajar baca Quran pas kecil dulu di pengajian kampung dekat rumah. Aku inget, guruku kakinya pincang, mungkin karena polio di masa kecilnya. Tetapi wajahnya bercahaya karena wudhu yang tak pernah lepas. Wajah ini selalu tersenyum.

Terus, murid guru ngajiku ini seabrek abrek. Ada sesi siang, sore dan habis maghrib. Tetapi dia tidak memungut bayaran sepeserpun. Padahal rumahnya sederhana banget.  Nafkahnya cuman dari warung kecil depan rumahnya. Itu tok. Tapi ya gitu,  beliau sabar banget ngajarin kami. Ya namanya anak anak, kalo ngaji kan suka ribut dan bandel. Tetapi beliau tidak pernah marah. Iyah, kalo negur aja pake senyum.

Dan kalau guruku ini membaca Alqur'an, sekujur tubuh terasa merinding. Indaahh sekali. Ehmm seperti tetesan embun yang menyejukkan hati.

Sekarang beliau sudah meninggal. Meninggalkan jejak 'ilmu yang bermanfaat' kepada kami kami ini, yang insya Allah akan terus mengamalkan ilmu darinya....Bacaan Qur'an dan semoga juga bisa mengamalkan apa apa yang terkandung di dalamnya....:)

Ya sudah,  ceritanya jadi kemana mana deh....#inspirasinya mah dari acara DTM  itu...:)

Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun