Tadi baru lihat di tv pembahasan pemukulan seorang staf yang merupakan kader Nasdem oleh anggota DPR, Masinton Pasaribu yang berasal dari ftaksi PDIP. Dita memang staf Masinton, tetapi dia juga merupakan kader Nasdem.
Kalau pernyataan narasumber yang saya lihat di tv, dia bilang Dita korban ketidakseimbangan relasi gender, juga korban dari relasi kekuasaan. Maksudnya secara gender posisi Dita lebih lemah karena perempuan, sedangkan secara relasi kekuasaan, posisinya juga lemah, karena Masinton anggota DPR yang berkuasa, Dita hanya staf (ada yang bilang sedang magang?).
Tentu saja kita berharap keadilan ditegakkan untuk Dita. Permasalahan bisa jelas, karena ada beberapa saksi yang bisa ditelusuri.
Nah, yang bikin saya kaget, ternyata bukan kali ini Nasdem gusar pada Masinton. Baru saja kejadian ketika dengar pendapat dengan jaksa agung, HM Prasetyo di DPR, ternyata Masinton membuat pernyataan yang membuat Nasdem kebakaran jenggot?
Pernyataan itu terkait Freeport dan salah satu poin lagi yang menyebut keterlibatan Surya Paloh? Nasdem sudah minta Masinton minta maaf, tetapi Masinton tidak mau. Kejadian dengar pendapat inj baru saja, tanggal 20 Januari lalu.
Eh gak berapa lama Masinton terkena kasus seperti ini. Bisa aja gak ada hubungannya. Karena selalu disebut jangan djpolitisasi.
Tetapi yang jelas karena kasus pemukulan inilah saya jadi pengen tahu track record MP. Apa dia kek preman? Yang saya dapat malah info kasus kritisnya MP soal dugaan keterlibatan SP. Dan sebagai rakyat biasa, semoga ada investigasi lebih lanjut mengenai masalah SP itu oleh otoritas terkait.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H