Beberapa tahun lalu (mungkin 2010, lupa) saya pernah menghadiri acara Pemprov DKI mengenai sosialisasi pemotongan unggas yang hygienies. Acaranya diadakan didepan pasar tradisional di area Jakarta Pusat, pakai tenda. Jadi kita berpanas-panas deh. Padahal, biasanya kalau pemerintah mengadakan acara sosialisasi selalu di hotel. Kan sekalian menghabiskan anggaran, hehee. Soalnya saya  juga pernah menghadiri acara sosialisasi penanganan limbah oleh salah satu kementerian di hotel bintang 5, yang hadir paling hanya 5 peserta pelaku usaha, yang lainnya cuman ngeramein acara ya para staf kementerian tersebut.Â
Nah, acara ini lain. Walaupun sederhana, tetapi pesertanya bejibun, para pedagang tradisional. Ketika saya celingak celinguk, datang seorang ibu dengan ramah memberikan kartu namanya. Ternyata dia yang punya gawe, walikota Jakpus, Syilviana Murni. Pas itu saya jadi narsum yang menekankan pentingnya pejabat publik punya akses pengaduan. Ternyata si ibu menyebutkan bahwa dia sudah membuka akses itu yang ditulis di kartu namanya. Dan kartu nama tersebut memang dibagikannya kepada para pedagang yang hadir. Maklum, ketika itu belum biasa pejabat publik di Jakarta punya akses pengaduan langsung. Lah gubernurnya, Foke aja kagak punya.Â
Sekarang si ibu maju di pilgub DKI sebagai Cawagub bersama Agus Harimurti. Sebenarnya kalau birokrat maju pilgub ya biasa aja kali. Toh dulu Foke maju pilgub juga karena mengandalkan pengalamannya sebagai birokrat murni Pemprov DKI. Hanya pelajaran dari Foke di Pilgub periode kedua, ketika dikalahkan oleh Jokowi, ternyata Foke gagal untuk benar-benar menyentuh hati mayoritas warga DKI dengan program-programnya. Bagaimana dengan Syilviana Murni?
Menurut saya, ada 7 hal yang menarik terkait Sylviana Murni sebagai Cawagub DKI.Â
Pertama, pengalaman di birokrat selama 31 tahun (sejak 1985) bukanlah waktu yang sebentar. Jabatan yang diemban: Kepala Dinas Pendidikan, Walikota Jakarta Pusat (2008-2013), Plt Walikota Jakarta Barat, Plt Kepala Satpol PP, Asisten Gubernur hingga masa Ahok sekarang sebagai Deputi Gubernur DKI bidang Pariwisata.Â
Ketika menjadi Walikota Jakarta Pusat, Syilviana Murni berhasil membuat terobosan Pelayanan Terpadu Malam Hari untuk 23 pelayanan bagi masyarakatÂ
Yang kedua, Syilviana adalah seorang Profesor yang juga mengajar di beberapa universitas. Ini juga modal 'mindset' bagi Syilviana untuk membangun Jakarta secara manusiawi. Revolusi mental melalui pendidikan.
Ketiga, Syiviana Murni merupakan salah satu tokoh Betawi yang aktif di ormas-ormas Perempuan Betawi. Dia putri Betawi 100%, karena babe dan nyaknye juga Betawi. Warga Betawi di Jakarta merupakan 27,65% dari populasi Jakarta.
Keempat, Syilviana  merupakan kandidat paslon yang paling cantik, hehee karena merupakan satu-satunya perempuan. Sekarang isu gender di dunia politik sedang naik, bukan saja di Indonesia, tetapi di AS, dimana salah satu kandidat Presidennya adalah perempuan. Diharapkan Sylvi akan menginspirasi perempuan-perempuan Jakarta untuk semakin sadar terhadap hak politiknya
Kelima Sylviana Murni termasuk yang bersih, karena belum pernah tersangkut masalah korupsi. Sempat lihat kehidupan di rumahnya ketika suaminya di wawancarai kok ya termasuk sederhana malah.Â
Keenam, karakter Syilviana juga termasuk yang gak jaim, sehingga dia bisa berdialog dengan warga. Ini yang terpenting, kita tidak mau pejabat publik itu alergi berdialog dengan warga