Kami keluar dari Simalem sekitar jam 14.00 tanggal 9 Juni 2019 hari Minggu untuk menuju ke Parapat. Jika melihat peta, jarak Simalem - Parapat 89 km, dan bisa ditempuh 2-3 jam.Â
Tadinya setelah makan siang, kami mau mampir di air terjun Sipiso- Piso, yang tidak jauh dari Simalem. Air terjun ini tingginya menakjubkan, 120 m, bisa dilihat dari tebing desa Tongging, Merek, Kab.Karo.Â
Tetapi karena emang lagi libur Lebaran plus hari minggu, wuaduhh, jalanan ke Sipiso Piso puadett banget. Mobil gak bergerak, parkiran penuh hingga sejauh mata memandang. Akhirnya mobil balik grak untuk lanjut ke Parapat saja.Â
Ya sudah, kamipun lanjut perjalanan ke Parapat, kota di tepian Danau Toba. Jalan yang kami lewati bukan jalan utama ke Danau Toba jika berangkat dari Medan. Jika jalur utama melewati Pematang Siantar, jalannya relatif lebih lebar dan mulus.
![Perjalanan Simalem-Parapat](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/fb-img-1560349731408-5d010c973ba7f72caf69c882.jpg?t=o&v=770)
Tetapi ketika melewati Simarjarunjung, view Danau Toba sudah terlihat Indah. Di sepanjang jalan, banyak warga yang buka warung sekalian tempat selfie dengan latar view Danau Toba.Â
Sesekali kami juga melewati area bekas/rentan kebakaran hutan. Juga tebing-tebing rawan longsor. Beberapa bulan lalu, terjadi beberapa kali longsor disini.  Kata supir yang menghantar kami, batu segede mobil menggelinding ketika longsor dan menghalangi jalan  ke Parapat.Â
![Program Menanam Pohon di Bukit sekitar Danau Toba](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/12/fb-img-1560346823348-5d0101ca3ba7f7415e122642.jpg?t=o&v=770)
Betapa Danau Toba menjadi aset Pariwisata yang paling berharga. Tetapi eksistensinya juga ditopang oleh kelestarian alam disekitarnya. Jika bukit terus dipapas, pepohonan ditebangin, sumber mata air terus diperah, bukit dan tebing akan kian merana. Â Tak mampu lagi menahan limpasan derasnya air hujan. Dan dikala musim kemarau masyarakat bisa kekurangan akses air bersih.Â
Menjelang maghrib kami tiba di Parapat, sekitar pukul 18.30. Ternyata diwaktu yang sama, gunung Sinabung kembali erupsi setinggi 7000 m dan melontarkan awan panas sejauh 3,5 km. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI