Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sepenggal Kisah Kartu ATM di Dompet

18 Maret 2019   17:04 Diperbarui: 20 Maret 2019   10:55 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dompet ada kartu apa aja? KTP pasti. ATM juga kudu. Tetapi kalau kartu kredit, seumur umur aku gak pernah punya, hehee. Nah ini kisah sepenggal kartu yang gak ada kaitannya ma debat cawapres tadi malam yak.

Kemarin kartu ATM Mandiri saya hilang di mal. Setelah mencari kesana kemari, gak ketemu, termasuk ke CS (Customer Service) mal, nanya  ada gak yang lapor menemukan kartu? Gak ada, katanya.

Akhirnya saya telpon CS Mandiri untuk block kartu saya. Ternyata kata CS bank kartu saya ketelen mesin ATM. Sudah otomatis diblok. Oh gitu ya udah.

Kemudian besoknya (hari ini, Senin 18 Maret 2019) saya ke bank Mandiri untuk bikin kartu baru. Setelah mengisi 2 form kehilangan dan ganti baru saya menunggu beberapa saat. Nunggunya sambil nulis di Kompasiana hehee.

Akhirnya saya dipanggil. Dan ketika CS nya bilang penggantinya kartu platinum, saya hilang, haaa untuk apa. Saya butuhnya yang silver aja. Wah maaf, katanya, stock silver dan gold lagi habis. Adanya hanya platinum. Emang kalau platinum biayanya gimana? 

Lebih mahal katanya. Yang silver per bulan Rp 2500, kalau yang platinum Rp 12500. Sebenarnya gak mahal yak, cuma otak emak emak langsung ngaliin 10 bulan, nahloh ngapain duit gue hilang Rp 125 ribu hahaa. Itu belum termasuk transaksi antar bank yang lebih mahal. 

Saya bilang, saya gak.butuh platinum. Kalau gak ada stock yang silver saya bisa tunggu sampai ada. Saya gak buru buru kok. Eh kakaknya bilang, gak bisa, kudu ngabisin stock yang platinum. Nahloh.

Saya gak suka dengan kondisi yang saya anggap 'pemaksaan'. Serasa mbaknya kek jualan kartu platinum. Akhirnya saya gak jadi bikin kartu dan saya juga tarik uang saya semua. 

Jadi hari itu saya tarik uang saya semua (kudu disisain Rp 100 ribu di rekening) dan saya pindahkan ke bank lain. Lagian saya pikir saya punya 3 kartu ATM yang semuanya ada biayanya. Ya udah cukup 2 aja deh, biar efisien. Dompet juga kan jadi ringkes.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun