Hari ini Rocky Gerung dipanggil polisi terkait kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Kenapa RG dipanggil yak? Disatu media saya tidak membaca alasan polisi memanggil RG.
RG, sebenarnya bukan politisi. Dia aktivis yang sejak era pak Harto sudah sangat kritis terhadap pemerintah. Sempat bersama Gus Dur, Aswab Mahasin di Fordem, untuk menyuarakan pentingnya kebebasan bersuara.Â
Itulah esensi demokrasi. Katanya di suatu twit, kalau gak tahan kritik, jangan mulut orang dibungkam, tapi tutup aja mata dan telinga, sehingga kritik itu gak perlu didengar kalau gak mau. Baca atau denger aja yang puja puji, banyak banget kok. Malah ada stasiun TV yang spesialisnya emang puja puji penguasa.
Mengapa kritik sangat penting? Karena ketika orang memegang kekuasaan, ada godaan yang sangat kuat untuk menggunakan kekuasaannya dengan semena mena. Atau kecenderungan menguntungkan parpol, golongan atau relawannya sendiri.
Begitu banyak penjilat disekitar penguasa, yang ingin mengambil keuntungan pribadi. Sehingga penguasa gak tau apa sesungguhnya yang terjadi di lapangan.
Padahal melalui kritik sekuat apapun, ya ambil saja hikmahnya. Jangan dibungkam dengan alasan hoaks, karena berapa banyak hoaks, ancaman yang dikeluarkan penguasa? Tetapi dibiarkan? Apa beda ucapan idiot yang gak ditujukan kepada kelompok tertentu, tetapi mungkin ngedumel soal situasi yang terburuk, dengan 'goblok' yang diucapkan menteri pada seseorang? Merasa diri paling Pinter, paling bener, paling kuasa?
Kembali ke RG, soal ketika RS mukanya lebam, bagaimanapun reaksi manusiawi orang menaruh simpati, karena bukti terkait adalah orangmya sendiri yang lebam dan foto asli tanpa editan.
Kita bukan pak.polisi yang punya instruments untuk investigasi, tau RS/klinik tempat operasi plastik dan bisa dapat percakapan telepon, hanya sehari setelah foto tersebar.
Makanya simpatipun mengalir, termasuk dari kubu pendukung petahana. Tetapi ketika ada indikasi oplas, seingat saya RG ngetwit bahwa temuan itu akan menguji integritas RS. Jadi umum saja. Walaupun RG banyak bareng RS menjadi narsum dibeberapa diskusi (dan beberapa juga dibatalkan atau dibubarkan).
Yang jelas, melihat kondisi penegakan hukum seperti ini, ya kita cuma bisa ngarep keadilan dari langit.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H