Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menteri Susi dan Ironi Tenggelamnya KJA?

3 Juli 2018   10:02 Diperbarui: 3 Juli 2018   11:45 4223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan...Keramba Jaring Apung (KJA) yang ketiga atau terakhir di Karimun Jawa akhirnya rusak tenggelam.  Ini menyusul KJA di Sabang yang rusak bulan lalu, lanjut KJA Pangandaran yang rusak padahal baru diresmikan Jokowi bulan April 2018 (sumber info: Wajan Sudja, ketua asosiasi budidaya laut Indonesia/Abilindo).

Program KJA ini merupakan program Kementrian Kelautan dan.Perikanan (KKP) senilai sekitar Rp 131 Milyar di 3 pilot proyek di Pangandaran (Jawa Barat), Sabang (Aceh) dan Karimun Jawa (Jawa Tengah). Ketika meresmikannya Jokowi menyebutkan sebagai KJA offshore pertama dan diharapkan bisa meningkatkan produksi ikan laut nasional. KJA yang digunakanpun tak tanggung tanggung yaitu KJA impor dari Norwegia.

Untuk masalah KJA ini tampaknya Jokowi salah informasi? Karena sebenarnya KJA lokal sudah ada di Maluku, Bali dan kep.Riau. Malah KJA itu tangguh dan bertahan hingga menghasilkan ikan. 

Sedangkan KJA impor dari Norwegia yang dibanggakan tersebut, belum menghasilkan apa apa sudah rusak. Tidak sampai 3 bulan setelah diresmikan Jokowi loh, ketiganya rusak! 

Rusaknya KJA ini karena pipa pelampung tidak tahan diterjang gelombang sehingga kemasukan air dan akhirnya tenggelam. Maklum, KJA ditempatkan di laut terbuka (open sea), sementara gelombang di Indonesia emang terkenal ganas. Dan  KJA impor yang dipakaipun tak tahan gelombang.

Harusnya DPR investigasi proses pengadaannya, karena kerugian negara mencapai Rp 131 Milyar tanpa ada hasilnya?

Sebenarnya, sebelum pengadaan KJA impor ini sudah dikritisi oleh para ahli perikanan budi daya laut. Termasuk kata 'standard Norwegia' yang ada di persyaratan KJA tersebut. Padahal kondisi laut di Norwegia jelas jauh berbeda dengan Indonesia.

Ada perbedaan kedalaman, arus, gelombang, cuaca dan jenis ikan di setiap lokasi laut untuk penempatan KJA tersebut. Hal ini menyebabkan spesifikasi KJA yang digunakan harus sesuai dengan kondisi lautnya. Studi harus tepat, uji coba juga harus dilakukan. Parahnya hal itu gak dipikirkan? Gitu pasang langsung rusak kena gelombang? 

Yang anehnya lagi, berita di mainstream gak ada loh soal rusaknya KJA ini? Padahal berita peresmiannya heboh di media mainstream? Disebut KJA offshore pertama lah? 

Aduh, ini uang negara, perencanaan dan pemakaiannya harus tepat, begitu juga pertanggungan jawabnya? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun