Baru saja saya dapat info yang dibagikan oleh teman aktivis lingkungan, Alfred Sitorus, foto-foto yang menunjukkan di trotoar jalan Sudirman ditanami pohon palsu.Â
Waduh, kok bisa ya? Kepalsuan tidak bisa menggantikan yang asli, pohon hidup yang fungsinya sangat penting di perkotaan. Pohon itu menyegarkan, mengeluarkan oksigen, menyerap partikulat dan gas racun. Mencegah terjadinya efek rumah kaca. Bahkan pohon tertentu seperti bambu yang eksotis, bisa bermanfaat untuk meredam kebisingan.
Pepohonan di perkotaan seperti oase yang menyejukkan ditengah penatnya kemacetan dan padatnya beton beton menjulang. Hijaunya menyegarkan mata. Naungannya melindungi dari terik matahari yang menyengat.Â
Tetapi kini? Pemprov DKI telah menebang 541 pohon di area Sudirman. Jumlah yang tidak sedikit. Dengan anggaran Rp 300 milyar kawasan ini hendak didandanin sebagai area publik yang multi fungsi. Memperlebar trotoar. Dan entah deh, katanya mau dibikin tempat nonkrong, cafe dan sebagainya gitu.Â
Dan pohon palsu itupun ditanam. Ada yang merah, kuning dan putih. Padahal kalau mau mempercantik tanpa kehilangan banyak tempat, pohon-pohon kecil yang berbunga atau berdaun indah juga bisa ditaruh disitu. Yang penting pohon hidup.
![sumber: Detik.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/31/fb-img-1527728875918-5b0f4c62cf01b4175562d305.jpg?t=o&v=770)
Kalau Pemprov ingin instan mengejar Asian Games biar keliatan gak kosong-kosong amat tuh trotoar makanya ditanamin pohon palsu, malah bisa diketawain kali pohon palsu itu sama tamu tamu Asian Games. Karena hanya Jakarta loh di dunia yang menanam pohon palsu.
 Saya sudah ke berbagai kota di belasan negara, tidak ada satupun kota yang menanam pohon palsu. Apalagi ini di Jakarta, jalan protokol pula. Hadeeuhh, tolong.  Makin nampak "kering" tuh Jakarta.
Jadi pengen tahu, sebenarnya konsep mendadanin trotoar seperti apa yang ingin dilakukan? Apa sudah melalui tahap kajian dan melibatkan banyak pihak? Terutama arsitek taman, tata ruang, supaya menjadi lebih indah dan "hidup"?
Menata suatu bagian kota tidaklah bisa seenaknya dan hanya untuk kepentingan instan, sesaat atau untuk golongan tertentu. Ada kajian yang menyeluruh, termasuk aspek lingkungan yang sangat mendukung apakah kota itu asri, hidup, menyegarkan, indah.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI