Kemarin Agus Martowardojo mengadakan acara perpisahan pergantian dirinya sebagai Gubernur BI. Dia akan digantikan oleh Perry Warjiyo, calon tunggal yang diajukan oleh Jokowi dan disetujui oleh DPR untuk masa tugas 5 tahun ke depan.
Sebelum mengakhiri tugasnya, Agus mengeluarkan jurus pamungkas untuk meredam anjloknya rupiah. Yaitu dengan menaikan BI rate sebesar 25 basis poin ke 4,5% dari sebelumnya 4,25%. Â Kebijakan ini berlaku mulai 18 Mei 2018. Ini kebijakan andalan, setelah penggelontoran cadangan devisa negara hingga nyaris USD 5 milyar (cadangan devisa dari USD 131 milyar kini tinggal USD 126 Milyar) atau Rp 65 T gagal meredam rupiah yang bergejolak.
Apakah peningkatan BI rate ini efektif?Kemarin hingga Jumat sore 18 Mei 2018 rupiah justru kembali melemah 98 poin ke Rp 14.156. Â Padahal kebijakan itu diumumkan paginya.Â
Yah kita tunggu saja hari berikutnya apakah kenaikan BI rate ini akan disambut positif pasar. Atau ada hal yang fundamen, sehingga instrumen yang merupakan 'kado' terakhir Agus M sebagai Gubernur BI ini tidak memiliki efek apapun, atau malah rupiah makin jeblok.
Sebagai catatan akhir tugasnya, Agus M merupakan Gubernur Bank Indonesia yang kebanyakan track record sebagai bankir di bank bank besar. Sebelum menjadi Gubernur BI beliau adalah Dirut Bank Mandiri, pernah juga sebagai Menkeu di era SBY.
Catatan mengenai kinerja Agus M disebut oleh Bloomberg sebagai 'Gubernur BI mengakhiri kerjanya sama disaat ketika dia mulai, yaitu: financial market are in turmoil, the rupiah is under attack and he has his finger firmly on the interest rate trigger".
Pengganti Agus M sebagai Gubernur BI adalah Perry Warjiyo, yang lahir pada tahun 1959 di Sukoharjo. Sebelum menjabat sebagai Deputi Gubernur BI, dia merupakan asisten Gubernur untuk perumusan kebijakan moneter, makroprudensial, dan internasional di BI.Â
Karier Perry Warjiyo emang selalu di BI, hanya pada tahun 2007 keluar untuk menjabat sebagai Direktut Eksekutif IMF selama 2 tahun, sebelum tahun 2009 kembali ke BI. Jadi beliau seperti Menkeu Sri Mulyani, sama sama pernah menjabat Direktur di IMF.
Kita harapkan BI tetap independen, sesuai dengan UU BI, dan bisa membuat terobosan agar ekonomi Indonesia semakin baik.
Sumber: soal kinerja Gubernur BI Agus M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H