Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sabar Kang Dedi, Politik mah Emang Gitu...

28 Oktober 2017   22:03 Diperbarui: 28 Oktober 2017   22:41 1754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika kami ikut ngeliat acara ultramarathon suatu institusi beberapa minggu lalu, di Puncak hingga Cianjur tampak poster Ridwan Kamil dimana-mana. Ketika itu RK malah belum fix maju sebagai cagub, karena partai yang mengusungnya, Nasdem dan PKB belum cukup kursi. Tetapi tak lama, RK resmi maju, karena PPP juga ikut mengusung,sehingga sudah memadai (20 kursi). Yang tak terduga, ternyata RK juga akhirnya diusung oleh Golkar. Eh sudah diduga yak, hehee. 

Jadi Golkar 'tega' juga ternyata. Bayangkan, padahal Dedi Mulyadi ketua DPD Golkar Jabar. Berprestasi pula sebagai Bupati Purwakarta. Sampai sekarang saya pengen banget ke sana mo liat air mancur menari. Walaupun tentu bukan itu saja pencapaian kang DM yak. Sebagai ketua DPD tentu keloyalan kang DM sudah teruji. Sudah berjuang untuk partai. Tetapi yah namanya politik. Emang gitu sih. 

Kalau alasan Golkar, ini berdasarkan hasil survei Poltracking, dimana RK elektabilitasnya tertinggi, 21%. Sementara DM diurutan 2, dengan elektablitas 4,8%. Selisihnya sangat jauh. Jadi itu alasan Golkar, karena ingin memenangkan pilgub Jabar ini, sehingga kudu mengusung RK. Padahal jika berkaca pada pilgub DKI, sulit mencari survei yang sungguh-sungguh independen. Makanya hasilnya tak terduga. Baik pilgub 2012 yang selalu memenangkan Foke tetapi Jokowi yang jadi Gubernur, maupun pilgub 2017 yang mengunggulkan Ahok, tetapi malah Anies yang menang. 

Proses demokrasi kita memang membuat 'parpol' sebagai organisasi yang sangat berkuasa. Dengan kekuasaan itu tidak sedikit pemimpin bagus yang terbelenggu. Parpol memang memiliki mekanismenya sendiri untuk menyeleksi, tetapi setransparan apa? Apakah memang ada prosesnya? Atau apakah orang semacam DM akan memilih perahu lain? Kalau menurut saya mah kang Dedi, politik gak usah dipikirin. 

Purwakarta kota yang hebat. Nilai sejarah, wisata yang indah, kota sub dari Jakarta, dengan penduduk yang nyaris 1 juta. Jika di kota ini saja DM mampu mensejahterakan rakyatnya, memberi jejak berarti dihati warga, kota tertata rapi, pelayanan publik terbaik, taman-taman kota yang indah, itu jauh lebih berarti daripada menjadi pemimpin yang 'tak berbekas' di hati warganya sendiri. 

Politik mah dibawa santai, karena parpol pun sekarang demikian cair. Calon atau kandidat yang diusung bisa saja dari partai A yang dulu lawannya partai B. Tetapi setelah 'jadi' ,sang pemimpin ini pun beralih ke parpol B dan meninggalkan parpol A. Yah biasa aja, namanya juga kesempatan apapun tidak boleh dilewatkan kali gitu mikirnya. 

Yang penting nanti Jabar punya gubernur baru yang memang ok banget, bisa menata lingkungan Jabar yang sekarang kian sering banjir. Bisa memberikan pelayanan publik terbaik, dan rakyat Jabar makin sejatera. Amiin yra. 

Ya sudah gitu aja. Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun