Masih merinding membaca kasus Yuyun, remaja sekecil itu mendapatkan kekerasan seksual dan pembunuhan keji. Yuyun, semoga nyala untukmu menggugah para pengambil kebijakan penting di negeri. Jokowi telah bersuara, walaupun Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, yang juga seorang perempuan justru tidak mengetahui kasus ini. Puan, Puan, kerjanya apa aja sih selama ini?Â
Yuyun adalah fenomena gunung es, bagaimana remaja perempuan di pedesaan sebenarnya sangat sering mendapat perlakuan kekerasan seksual. Untuk kasus di desa Yuyun saja, desa Kasie Kasubun, Â Rejang Lebong, Bengkulu, sebenarnya ini bukan kasus pertama, walaupun tidak sampai pembunuhan. Komnas Perempuan mencatat ada puluhan kasus seperti ini, dimana remaja perempuan mendapatkan kekerasan seksual.
Saya jadi ingat mbak saya pernah membawa temannya dari kampung transmigran di Lampung. Mbak saya cerita, temannya itu beberapa tahun yang lalu diperkosa 7 orang pria ketika masih berusia 14 tahun (seusia Yuyun). Hasil dari pemerkosaan itu dia sampai hamil, tetapi tidak tahu bapaknya yang mana. Kemudian ketika anaknya usia 2 tahunan, dia pergi keJakarta mencari kerja. Saya kaget sekali, terus saya tanya, apakah lapor ke polisi? Enggak, katanya. Karena mereka merasa ketika hamil, itu ya aib saja. Tidak mau ribut-ribut, apalagi ke polisi.Â
Jangan kira kebanyakan di desa-desa itu adem ayem tentrem. Kalau kepala daerahnya bagus, bisa jadi desa tersebut bergerak membangun melibatkan remaja-remajanya. Aktif di karang taruna, atau perkumpulan olahraga atau kegiatan-kegiatan positif lainnya. Tetapi sayang, banyak desa yang melempem, kehidupan remajanya mabok-mabokan. Akses miras gampang banget. Di warung-warung biasa sering tersedia bir, ataupun tuak. Pornografi gampang diakses. Jadinya mengerikan, ketika para remaja itu menjadi remaja yang sangat b*jat, gila, sampai memperkosa dan membunuh.Â
Ke depannya, semoga nyala Yuyun ini menginspirasi pemerintah untuk  membuka program besar-besaran  dalam rangka dana desa, untuk melibatkan remaja ini dalam kegiatan positif. Revolusi mental harus dimulai dari desa. Jangan biarkan ada seorang pun remaja yang mengalami kejadian kemanusiaan parrah seperti ini.Â
Yuyun, tangan kecilmu melambai disuatu tempat yang indah di alam sana. Airmatamu menetes menjadi rintik hujan yang menggenangi hati-hati kami ini. Istirahatlah dalam damai di taman-taman surga Ilahi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H