[caption caption="Ilustrasi - gula (Shutterstock)"][/caption]Kemarin Ketika membaca-baca kemasan susu untuk batita (Bayi bawah 3 tahun), saya kaget ketika melihat rata-rata dalam satu takaran saji (37-42 gram susu) ternyata kadar gulanya berkisar antara 15-23 gram. Ups, padahal batita sehari bisa minum susu berapa kali?
Kalau anakku yang baru berusia 14 bulan, bisa 600 ml dalam sehari atau kalau takaran saji 200 ml, maka itu 3 kali takaran saji. Berarti dalam satu hari Adra maem gula 69 gram sehari (kebetulan susunya merk PG yang ternyata kadar gulanya 23 gr per-takaran saji). Jiahh, aku baru sadar, sebelumnya gak gitu merhatiin gulanya, tetapi kandungan gizinya yang lain, seperti protein, zat besi, AHA, DHA dan seterusnya yang juga penting bagi perkembangan otak bayi.
Lah untuk bayi saja gulanya sudah setinggi itu, gimana Indonesia tidak terancam diabetes  tipe 2 dan obesitas yak? Obesitas pada anak di Indonesia juga sudah tinggi sekali, nyaris 20%, bahkan di Jakarta sudah mengkhawatirkan, karena mencapai 30% (data Riskesdas 2013).
Yang saya heran, mengapa di BPOM tidak terdapat standar gula didalam pangan kemasan? Khususnya untuk pangan kemasan anak-anak? Padahal Kemenkes sendiri sudah gencar sekali mengiklankan turunkan gula, lemak dan garam dalam konsumsi pangan harian kita. Kemenkes sudah membuat saran, batas konsumsi gula per-hari 50 gr. Dan itu tidak ditentukan untuk orang dewasa atau anak-anak. Wah kalau melihat kadar gula pada susu kemasan batita tersebut, jelas gulanya sudah melebihi takaran yang disarankan Kemenkes. Karena dalam rekomendasi sajiannya juga disebutkan 3 kali sajian.
Kalau AHA (American Heart Association) sudah membuat guideline (panduan) juga untuk kadar gula bagi anak-anak ini didalam journal AHA nya sendiri. Â Disebutkan bahwa untuk usia pre-school (dibawah 5 tahun), gulanya sekitar 3 sendok teh atau kalau mau digramkan hanya sekitar 15 gr per-hari. Wah kalau 15 gram, sekali mimik susu aja sudah lewat batas yang disebutkan oleh AHA tersebut.
Semoga kita cermat dalam memilih produk pangan untuk bayi dan anak-anak kita. Kalau bisa yang segar, yah yang segar dan plain aja deh buat anak-anak. Biar anak-anak tumbuh semakin sehat dan ceria, tidak addict ma gula, hehee.
Ya sudah gitu aja. Salam Kompasiana!
 [caption caption="fotp by ilyani"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H