Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kaka Slank vs Jerinx SID Soal Reklamasi

4 April 2016   22:35 Diperbarui: 6 April 2016   17:10 1992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru saja dapat email update petisi dari Kaka Slank terkait kasus lingkungan di p.Bangka Sulut. Isi petisinya: tolak tambang di pulau ini, dan ditujukan kepada Bupati dan Gubernur Sulut. Saya memang ikut menanda tangani petisinya, dan salut sama kepedulian Kaka Slank terhadap masalah lingkungan.

Tetapi karena lagi ramai kasus korupsi di raperda reklamasi, jadi mikir kenapa Slank jauh-jauh ke Sulut yak. Coba lihat di pantai utara Jakarta ini, reklamasi yang terjadi dan dampaknya seperti apa?

Slank kan warga Jakarta, itu gang potlot suka saya lewati kalau sepedahan blusukan di area Pancoran.  Karena yang merasakan dampak reklamasi tentu bukan warga daerah lain, tetapi warga Jakarta.

Saya tidak bicara sisi politis, tetapi secara teknis apakah reklamasi harus disetujui?

Berbeda dengan Slank, Jerinx SID (Superman is Dead), begitu lantang memperjuangkan penolakan reklamasi di Teluk Benoa, Bali. Malah sudah 3 tahun gerakan menolak digalakkan, hingga demo ribuan orang beberapa hari lalu turun menolak reklamasi.

Bahkan karena penolakan ini, seorang ibu pernah menerobos paspampres untuk menemui Jokowi dan meminta menghentikan reklamasi.

Di Bali, kajian Amdal sudah dilakukan universitas Udayana yang menyatakan tidak memenuhi persyaratan Amdal.

Sementara di Jakarta, bagaimana Amdalnya? Tidak ada yang tahu. Padahal Jakarta adalah ibukota negara Indonesia. Bagi saya soal persyaratan RTH yang jadi polemik malah tidak penting. Karena yakin, raperda lolos saja, developer mesti hepi banget. Bayangkan bisa mereklamasi dengan biaya minimal, tetapi keuntungan jualannya mesti luar-biasa menguntungkan.

Secara substansi, apakah reklamasi perlu diteruskan? Yang penting bukan perijinannya, tetapi apakah sudah ada banyak ahli yang melihat dampaknya secara menyeluruh terhadap warga Jakarta? Coba saja Kaka Slank juga peduli...terhadap dampak lingkungan reklamasi di beranda daerah kita sendiri...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun