Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Maraknya Pembunuhan dan Perampokan; Mana 911 Versi Polisi Indonesia?

9 Maret 2013   08:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:04 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemaren, relawan kami (AR) baru saja kena musibah. Ketika sedang survey di area Cempaka Mas, sekitar jam 3 siang, dia diculik oleh dua orang preman.  Jadi kejadian bukan malam hari!

Kedua lelaki tersebut memakai pisau yang ditempelkan ke badannya. Kemudian dipaksa masuk ke taksi. Sepanjang perjalanan, dia berkali-kali diancam hendak dibunuh.

Kedua pelaku memaksa korban untuk menyerahkan dompet, hp dan tas beserta isinya. Kemudian pelaku juga memaksa untuk menyebutkan pin ATM. Dia pun menyebut asal saja, tetapi berkali-kali diancam, kalau bohong akan dibunuh. Dan korban diturunkan di pinggir tol yang berada diatas jalan layang (di depan kp.rambutan).

Selama dipinggir jalan ini, AR sudah berusaha mencegat mobil untuk numpang. Tetapi tidak ada satupun mobil yang mau berhenti. Dia juga berharap ada mobil patroli polisi, tetapi tetap tidak ada.

Akhirnya dia nekad memanjat pagar pembatas, dan lompat ke bawah. Dan mengingat lokasi turunnya dekat dengan kantor temannya (3 km), dia pun berlari ke kantor temannya. Dia gak punya uang untuk naik angkot.

Disini dia minta tolong temannya untuk menelpon pengaduan yang suka ditempel di mobil patroli polisi, yaitu 112. Tetapi berkali-kali ditelpon, ternyata tidak ada yang menyahut.

Ini yang memprihatinkan. Dimana hotline service untuk keamanan di Jakarta? Mengapa 112 tidak berfungsi? Padahal nomor ini terpampang di mobil patroli, dan bisa dilihat oleh warga?

Yang lebih menyedihkan, ketika hendak mengadu ke Polres Ciracas, ternyata dicuekin. Akhirnya dia mengadu ke polres pasar rebo, tetapi karena bukan lokasi kejadian, akhirnya dia hanya melapor kehilangan. Bukan penculikan dan perampokan.

Dan yang perlu diingat, di Ciracas alias Jakarta Timur sedang kejadian kejahatan beruntun. Mutilasi seorang suami terhadap istrinya juga terjadi disini. Ihh, sadis banget. Kemudian perampokan yang 'dilawan' oleh warga, tetapi berakhir dengan kematian 2 orang warga (tertusuk dan tertembak) juga terjadi di Ciracas.

Kemaren, kami sudah ketemu dengan AR dan teman-temannya sesama tim survey. Akhirnya kami memutuskan bahwa survey harus dilakukan berdua supaya lebih aman.

Mengingat maraknya kejadian seperti ini, seharusnya polisi serius menghadapi preman jalanan di Jakarta. Juga kasus kriminalitas lainnya. Bukan saja mengejar teroris, tetapi setiap pelaku kriminal itu; perampok, pembunuh, pemalak, pencopet, bisa dikatakan adalah teroris sesungguhnya yang merongrong keamanan warga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun