Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apa Arti Tangisan Ibu Megawati di Mata Najwa?

22 Januari 2014   22:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:34 4332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Megawati menangis di akhir acara Mata Najwa. Berawal dari komentar ibu Megawati mengenai acara Mata Najwa, mengapa bukan bernama 'Mata Hati', eh Najwa Sihab malah berbalik nanya, bagaimana dengan mata hati Ibu Megawati (?)

Mendengar pertanyaan ini, Megawati menyatakan sulit menjawab (?), diam lama sambil menangis. Dan akhirnya menyatakan bahwa yang penting Indonesia Raya.

Apa arti tangisan Megawati ini? Kebetulan pada acara ini Jokowi juga ikutan menonton, dan berkali-kali kena sentilan, baik dari Megawati maupun Najwa. Antara lain Mega menyentil bahwa walaupun juara survei, tetapi belum tentu menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Malah Mega menyebut jangan bangga (memakai bahasa jawa).  Jadi pemimpin atau presiden itu sulit. Ehmm.

Nah, karena aku menonton bareng ibu mertuaku, eh beliau mempunyai tafsiran yang bagus sekali mengenai arti tangisan Megawati. Kata beliau secara psikologis, Megawati itu masih ingin sekali menjadi Capres. Apalagi pamor PDIP sedang naik. Kemudian ada masa-masa dimana Mega pernah disakiti sekali oleh lawan-lawan politiknya. Inilah saatnya untuk menang dan 'membalas' secara politik rasa 'sakit' itu.

Tetapi tangisan itu menunjukkan,  bahwa 'aku' (maksudnya Mega) itu sebenarnya menyadari bahwa beliau gak mampu. Menyadari dengan pedih, apalagi dengan majunya Mega yang sudah dua kali, dan kalau maju lagi berarti yang ketiga kali.  Nah, ini ada 'orang yang dibawa Mega' yang sebenarnya mampu, yaitu Jokowi. Jokowi lah yang sedang dielu-elukan publik. Menunjukkan kinerjanya.Tangisan Mega menunjukkan kontradiksi seperti itu. Pengen Nyapres, tetapi sadar yang ditunggu publik Jokowi.

Jadi, masih menurut ibu mertuaku, yang perlu bagi Megawati adalah posisi sebagai negarawan. Kelapangan dada untuk memberi jalan bagi Jokowi. Yah gimana gak lapang dada, wong partai cemen aja pemimpinnya tetap ambisius nyapres, gimana dengan ibu Mega yang partainya termasuk terbesar?

Walau ibu Megawati juga ingin menunjukkan, 'aku' loh yang membuka 'jalan' bagi  Jokowi jadi Walkot Solo bahkan hingga Gubernur DKI.

Dan itu tentu bukan sesuatu yang bisa dilupakan oleh Jokowi. Malah tetap harus dihormati, karena bagaimanapun Megawati adalah salah satu pemimpin partai paling besar di Indonesia. Megawati dengan keteguhan menjadi oposisi, menunjukkan bahwa beliau adalah orang yang tidak bisa 'dibeli' oleh penguasa.

Nah kalau Ibu Megawati memang bisa memberi jalan pencapresan Jokowi, berarti namanya bisa terpatri dihati rakyat sebagai pemimpin yang 'mengorbankan' diri nya untuk Indonesia Raya. Malah menurut ibu mertuaku ini, jika Megawati mau berbesar hati mencapreskan Jokowi, ntar pas pelantikan Jokowi, kita para perempuan kirim bunga ke Ibu Mega. Hihii, kejauhan gak ya, mikirnya. Tetapi ya gitulah penerawangan cerdas ibu mertuaku, katanya untuk penghormatan bagi Mega yang memang pantes dihormati.

Ya sudah, gitu aja. Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun