Memang sulit membawa agama ke ranah politik. Agama yang mempunyai dimensi kesucian, standar moral yang tinggi, harus masuk ke dunia yang penuh dengan muslihat, kebohongan, penjegalan.
Mungkin PKS awal mula didirikan dengan semangat idealisme sebagai partai dakwah. Membawa umat ke arah kebaikan. Tetapi yang terjadi kecendrungannya kok seperti cuci otak? Mengangap diri sebagai yang paling suci, kritikan terhadap partai ini dianggap sebagai konspirasi ingin menghancurkan?
Belum lagi gaya para petinggi PKS. Mobil mewah berseliweran, dengan jas-jas berharga ratusan juta rupiah, jam tangan rolex, seperti yang ditunjukkan oleh LHI, AM dan HA? Gaya hidup mewah itu sungguh diatas gaya hidup para simpatisan di level bawah yang kadang ditengah keterbatasan masih banyak yang rela ngider kemana-mana, bikin poster dan lain-lain itu dengan biaya sendiri?
Dan yang mengherankan, para petinggi partai ini, mereka tidak punya kerjaan lain selain sebagai politisi. Bukan siapa-siapa dulunya. Malah kalau bisa dibilang hidup dalam 'keterbatasan'. Tetapi sekarang? ehmm, gaya hidup mewah seperti sudah biasa.
Itu belum sorotan mengenai gaya hidup poligami, seperti yang ditunjukkan oleh LHI, menikahi (siri?) seorang remaja usia 18 tahun! Perilaku teladan inikah yang pantas disandang oleh seorang ketua (mantan) PKS?
Dan yang paling mengerikan dari semua itu adalah ketika petinggi partai islam ini membawa-bawa agama sebagai pembenaran terhadap tingkah lakunya. Saya pernah membaca komentar AM mengenai gaya hidup mewahnya, kalao gak salah, katanya biar tidak 'diremehkan' orang. Dan itu penting bagi dakwah? Padahal manusia yang hanya melabelkan aksesoris semewah apapun untuk menunjukkan kemuliaannya berarti bukan manusia yang utuh.
Sepak terjang kasus suap impor sapi juga semakin menunjukkan bahwa betapa rentannya sebuah partai agama terhadap godaan dan peluang korupsi di sekitarnya. Sidang-sidang yang terjadi, pensadapan yang dibuka, semakin memperlihatkan seperti apa PKS ini.
Di sidang ini pula, kasus Bunda Putri mencuat karena disebutkan namanya oleh LHI. Bahkan HA sebagai Ketua Dewan Syuro mengaku kenal, dan terkesan kenalnya cukup baik. LHI pun kesan yang didapat mengenal BP cukup baik dan akrab. Terutama terekam dari berbagai pembicaraan yang disadap KPK.
Bahkan ketika saya baca menegnai Faisal Basri yang pernah beberapa kali ketemu BP, saya berkesimpulan bahwa BP cukup agresif mendekati orang-orang yang punya potensi politik. Termasuk ketika dia minta diketemukan dengan FB untuk mendiskusikan masalah peta politik di Jakarta. Massa dia juga gak minta diketemuin dengan AM?
Jadi kesimpulannya, petinggi PKS seperti HA dan LHI sudah akrab sekali dengan BP. Dan seperti kita ketahui, antara LHI, HA dan AM sudah sangat dekat, bahkan banyak orang yang menyebut ketiganya Trio Penguasa PKS.
Tetapi di kesaksiannya, AM mebantah kenal dengan BP? Menyatakan sama sekali tidak kenal? Bisakah publik mempercayai pengakuan AM seperti ini? Atau ini yang disebut dengan Kesaksian Palsu?