Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tiga Pemimpin Negara Indonesia, Malaysia dan Singapura yang Berdarah Minang

3 Desember 2012   08:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:15 8757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1354523119780170850

Baru saja beberapa waktu lalu, ibunda dan saudaraku mengunjungi saudara kami di Singapura dan Malaysia. Dan ini bukan sekedar berkunjung, tetapi juga menjelajah jejak jejak keluarga yang bertebaran di sana. Bisa dikatakan, ini adalah kunjungan balasan. Setelah beberapa kali mereka datang ke Sumatera Barat, menelusuri jejak akar budayanya disana. [caption id="attachment_227307" align="alignleft" width="300" caption="Tiga pemimpin Negara berdarah Minang di mata uang. sumber: google"][/caption] Perantauan Minang memang bertebaran, bukan saja di seantero Nusantara, tetapi juga di semenanjung Melayu dan Singapura. Sekat sekat negaralah yang membuat mereka jadi 'berbeda'. Padahal masih bersaudara dengan orang sini, Indonesia. Semangat nasionalisme pula yang membuat kita jadi sering adu hebat hebatan. Padahal kalau ditelusuri darahnya, eh masih keturunan yang sama. Di Malaysia, ada yang namanya negeri Sembilan. Rajanya masih keturunan Raja Pagaruyung. Mereka juga memakai bahasa Minang. Bahkan Raja pertama Malaysia (Yang Dipertuan Agung Pertama) adalah Tuanku Abdul Rahman, Sultan Negeri Sembilan yang asli berdarah Minang. Kemudian, Presiden Pertama Singapura adalah Yusof Ishak, yang juga perantau Minang di Singapura. Dan bersamaan dengan itu, di Indonesia sendiri, Wakil Presiden Indonesia, Mohammad Hatta juga berdarah Minang. Ehmm, nulis gini bukan ingin membuka isu SARA. Karena saya sendiri bukan asli Minang loh, hehe. Campuran Jowo, karena ayahku wong Jowo asli. Cuma kadang terharu, bahwa sebenarnya, darah persaudaraan yang mengalir di diri kita ini masih dekat. Hiks. Jadi kalau mau musuhan, jangan donk. Mending saling baikan aja. Bekerjasama. Saling mendukung. Karena ASEAN ini sekarang merupakan komunitas  paling bagus pertumbuhan ekonominya di dunia, punya sumber daya paling ok, penduduk yang lumayan padat (pasar potensial). Kalau saling bersinergi, bayangkan bagaimana bisa hebatnya kita bersama sama. Ya Sudah, Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun